KOMPAS.com — Selama kehamilan akan terjadi peningkatan kekebalan tubuh. Hormon kehamilan memicu tubuh mengeluarkan berbagai zat antibodi guna menangkal dan mencegah datangnya penyakit.
Masalahnya, ada kalanya antibodi tak bersahabat dengan janin. Antibodi menganggap janin benda asing dan menolak kehadirannya, misalnya dengan meningkatnya kadar anticardiopilin antibodi (ACA) yang bisa menyebabkan sindroma darah kental dan memicu keguguran.
Belum diketahui sebab apa antibodi salah menilai janin. Diduga, beberapa jenis virus dan bakteri menjadi biang keladinya. "Kelainan ini kebanyakan disebabkan faktor keturunan. Bila dalam keluarga terdapat riwayat keguguran, bisa jadi karena ACA," kata Dr Irsan Hanafi SpOG dari RS Jakarta.
Biasanya keguguran karena ACA terjadi pada usia kehamilan tiga atau empat bulan. Gejalanya bisa tidak disadari. Namun, gejala khas ACA adalah meningkatnya tekanan darah ibu hamil tanpa sebab pasti. Padahal, sebelum hamil, tekanan darah ibu normal.
Jika ada kecurigaan ibu hamil terkena ACA, apalagi pernah keguguran, akan dilakukan tes ACA guna mengetahui kadar IgG dan IgM. Kadar IgG berkisar 15-20 disebut ringan (mild), 20-80 sedang (moderate), dikatakan tinggi (high) kalau di atas 80.
Tingkat kekentalan darah diketahui dengan mengukur cepat lambatnya darah membeku. Normalnya darah membeku 25-40 detik, pada penderita ACA kurang dari 25 detik.
Ibu hamil yang terkena ACA akan dirujuk ke dokter penyakit dalam. Kemudian diberi terapi obat pengencer darah berupa tablet atau suntik. "Dokter kandungan dan penyakit dalam akan memantau agar ibu dan bayi sehat," ucapnya.
Dengan penanganan yang benar, kemungkinan ibu dan bayi lahir sehat mencapai 97 persen. "Jangan cemas jika terkena ACA karena persentase kelahiran normal sangat besar," ujar Irsan.
Senin, 01 Maret 2010
Bumil Waspadai Antibodi Tinggi
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar