Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Rabu, 03 Maret 2010

Meriang Tak Hilang Mungkin Tifus

KOMPAS.com - Tifus (typhoid abdominal) atau dilafal tipes, endemik di Indonesia. Artinya, senantiasa hadir setiap musim. Penyebabnya Salmonella typhi.

Kuman ini ada di mana-mana. Masuk ke tubuh manusia lewat makanan dan minuman yang dicemarinya (fecal-orate. Bisa jadi lewat tangan yang kotor atau pembawa penyakit yang kelihatan sehat (healthy carrier).

Betul enteng dan jarang sampai mematikan, tapi ongkos yang harus dikeluarkan kalau telanjur sakit, sebetulnya merupakan pemborosan karena tifus bisa dicegah.

Angie, 21 tahun sudah seminggu meriang. Kadang merasa mual dan perutnya tidak enak. Bersamaan dengan itu kepalanya terasa nyeri. Sudah hampir seminggu buang air besarnya tersendat. la mengira masuk angin biasa.
Dokter keluarga minta ia periksa darah. Hasilnya, ada tifus dan paratifus. Tergolong bukan yang berat karena yang meninggi titer H, bukan titer 0. Dokter memastikan itu penyebab meriang Angie yang tak putus-putus.

Demam Tifus
Dokter di Indonesia bisa kecolongan kalau lalai mengamati gejala
demam pasiennya. Khawatir luput mendiagnosis, tak jarang dokter cenderung overdiagnosis. Artinya, bukan kasus tifus didiagnosis tifus, saking takutnya kecolongan.

Bahwa memang benar semestinya demam lebih dari seminggu harus dicurigai tifus. Awal tifus memang hanya demam. Lebih harus curiga bila selain demam lama, juga disertai keluhan seperti yang Angie alami, yakni nyeri kepala, tidak enak di perut, dan buang air tiddk teratur. Satu yang khas pada tifus, demam muncul sore dan malam hari saja.

Demam tifus biasanya membandel. Bisa turun denqan obat, namun lekas bangkit lagi. Gambaran demam yang muncul sore dan malam hari itulah, terlebih bila disertai keluhan spesifik seperti yang Angie alami, kemungkinan tifus tidak boleh diabaikan.

Kecurigaan tifus makin bertambah bila tampak bibir kering, dan lidah kelihatan seperti bersalut susu, putih dengan pinggir merah merona. Dokter yang sudah lama praktik, mudah menangkap kasus tifus hanya dengan mengamati penampakan wajah pasien.

Dugaan dokter semakin kuat mengarah ke diagnosis tifus bila setelah melakukan pemeriksaan fisik, dokter meraba hati dan limpa yang membengkak (hepatosplenomegali). Tentu untuk kepastian bahwa diagnosis tifus itu betul, perlu pemeriksaan Widal, selain membiak kumannya dari darah.

Namun, pemeriksaan biakan perlu waktu lama. Untuk praktisnya, dari pemeriksaan fisik, dan adanya kenaiknya titer 0 dan atau H dalam darah, baik tifus maupun paratifus, demi penghematan waktu serta biaya, dokter langsung membuat resep untuuk tifus.

Food handler
Tifus mudah menular. Selain di antara serumah bila ada satu yang terjangkit, sering terjadi dari warung nasi, restoran, atau penjaja makanan dan minuman kaki lima. Kasus klaster tifus pada sekelompok orang yang jajan di tempat yang sama, terjangkit pada waktu yang sama, kemungkinan sumbernya di penjaja makanan atau minuman.

Seorang pembawa kuman yang tampak sehat (healthy carrier), dialah sumber penular tifus paling berbahaya. Orang tak menduga kalau orang sehat membawa kuman tifus.

Bila pembawa kuman yang kelihatan sehat ini kurang higienis, khususnya tidak mencuci tangan dengan benar sebelum mengolah atau menyajikan makanan dan minuman dagangan, ia merupakan sumber penular potensial bagi orang di sekitarnya. Apalagi kalau ia banyak memakai tangannya dalam mengolah dan menyajikan makanan dan minumannya.

Karena itu, untuk amannya, pilih jajanan panas yang sudah dimasak seperti soto atau sup, dan bukan karedok, gadogado, ketoprak, rujak, dan menu siap saji.

Kuman tifus pada tubuh pembawa kuman berada dalam tinjanya. Bila habis ke belakang tidak mencuci tangan dengan benar, kuman tersangkut di jemari tangan. Kuman di jemari tangan kemudian berpindah ke makanan dan minuman yang dipegangnya (fecal-oraq).

Komplikasi usus bolong
Tifus jarang mematikan, kecuali bila terlambat ditangani. Komplikasi paling ditakuti bila usus sampai bolong, dan isinya tumpah ke rongga perut. Ini tergolong kedaruratan perut (acute abdomen), dan jiwa bisa -melayang bila terlambat ditangani.

Kalau komplikasi usus bolong terjadi ditandai dengan mendadak suhu menurun, sedang nadi mendadak meningkat. Persilangan suhu dengan nadi demikian tanda pasien menghadapi situasi kritis. Syok bisa terjadi karena serangan kedaruratan perut ini.

Demi mencegah komplikasi, antibiotika untuk menumpas kuman perlu segera diberikan. Lebih dini, lebih kecil kemungkinan komplikasi.

Tak jarang kuman tersasar ke kandung empedu. Bila ini terjadi, penyembuhan lebih sukar. Bisa juga kuman menetap lama di kandung empedu, dengan segala konsekuensinya. Pasien tifus mendadak seperti terserang sakit kuning, kemungkinan sudah berkomplikasi ke kandung empedu. .

Masalah tifus sekarang, makin banyak kuman yang kebal obat. Diperlukan antibiotika generasi lebih baru untuk menumpasnya. Bila demam tak kunjung turun setelah beberapa hari minum obat, perlu dipertimbangkan untuk mengganti obat. Mungkin obat sudah resisten terhadap kuman.

Dr.Handrawan Nadesul

Tidak ada komentar:

Posting Komentar