Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Selasa, 02 Maret 2010

Inilah yang Terjadi pada Tubuh Saat Stres

KOMPAS.com — Tubuh kita memiliki mekanisme pertahanan alami pada stres jangka pendek. Namun, bila stres berlangsung dalam jangka panjang, ini bisa jadi "lampu merah" bagi tubuh karena membuat tubuh jadi rentan pada penyakit. Dengan kata lain, stres sangat merugikan tubuh. Apa saja kerugian yang ditimbulkan oleh stres?

Saraf
Dalam menghadapi sesuatu yang mengancam, tubuh dan pikiran kita punya respons melawan atau ikut terseret. Respons itu dimulai sebagai berikut: Saat kita stres, bagian saraf simpatetik dalam otak akan mengirim hormon adrenalin, hormon kortisol, dan hormon-hormon stres lainnya. Masalahnya, bila kondisi ini berlangsung terus-menerus, maka hormon-hormon tadi bisa mengganggu kemampuan mengingat dan belajar sehingga kita rentan depresi.

Endokrin
Hormon stres akan memicu organ hati (liver) untuk memproduksi lebih banyak lagi gula darah supaya Anda punya cadangan energi untuk berjaga-jaga pada kondisi bahaya. Stres dimaknai oleh tubuh sebagai kondisi bahaya. Namun, jika "bahaya" itu merupakan sebuah dilema jangka panjang dan Anda termasuk orang yang berisiko tinggi terkena diabetes, maka glukosa darah yang tinggi ini akan mempercepat terjadinya diabetes.

Pernapasan
Pada saat Anda merasa sangat emosional dan stres, Anda akan mendapati bahwa napas menjadi cepat atau justru pendek-pendek dan tersengal. Jika kondisi ini sering terjadi, maka ketegangan pada sistem pernapasan akan membuat Anda lebih rentan terkena infeksi saluran napas atas.

Kardiovaskular
Ketegangan yang bersifat sesaat, seperti menghadapi wawancara kerja, akan membuat jantung berdetak lebih kencang dan tekanan darah naik. Nah, jika stres jangka panjang, maka hal itu bisa menyebabkan pembuluh darah menyempit dan meningkatkan kadar kolesterol sehingga Anda lebih rentan terkena penyakit jantung atau stroke.

Reproduksi
Panjang pendeknya siklus menstruasi juga dipengaruhi oleh stres. Stres yang tinggi bisa membuat bakteri vagina lebih senang berkembang biak. Pada ibu hamil, kondisi ini bisa meningkatkan risiko asma dan alergi pada anak.

Sistem imun
Stres jangka pendek sebenarnya ada manfaatnya juga, yakni meningkatkan sistem imun tubuh. Namun, stres yang terus berlanjut bisa membuat kondisi jadi berbalik, yakni memperlambat proses penyembuhan, membuat tubuh rentan infeksi, serta memperburuk kondisi kulit, seperti jerawat, eksim, atau gatal.

Pencernaan
Bila Anda merasa mual, perut kembung, dan terasa terbakar, boleh jadi itu bukan karena salah makan. Penelitian menunjukkan bahwa stres bisa merangsang otot-otot perut dan bisa menyebabkan sembelit atau diare.

Otot-otot
Sering merasa pegal-pegal di punggung dan leher atau sakit kepala? Coba cek apakah akhir-akhir ini Anda sedang menghadapi situasi yang membuat Anda stres. Pasalnya, saat tubuh berada dalam kondisi terancam, otot akan ikut meresponsnya. Tak heran bila persendian ikut tegang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar