Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Senin, 01 Maret 2010

Mengenali Kadar Gula dalam Makanan

KOMPAS.com - Di jaman ketika pola hidup sehat makin sering digaungkan, makin banyak pula bermunculan produk-produk yang diklaim sebagai "sugar free", atau "no sugar added". "No added sugar" artinya tidak ada bahan dasar mengandung gula yang ditambahkan selama pemrosesan. "Sugar free" artinya makanan tersebut tidak mengandung gula, tetapi mungkin menambahkan pemanis buatan.

Tetapi benar enggak sih, makanan yang "sugar free" tersebut aman untuk kesehatan?

Menurut Jackie Newgent, RD, ahli nutrisi dari New York City yang juga penulis buku The All-Natural Diabetes Cookbook, gula sebenarnya karbohidrat yang dapat ditemukan secara alami dalam buah-buahan. Mengonsumsi gula melalui buah-buahan sih, boleh saja. Yang menjadi masalah adalah gula yang ditambahkan ke dalam makanan kita selama pemrosesan dan persiapannya. Gula tambahan ini memang diberikan untuk menambah cita rasa makanan.

Bila gula itu ditambahkan saat pembuatan makanan, Anda tentu tak akan melihat wujud gula tersebut. Padahal, banyak sekali makanan Anda sehari-hari yang mengandung gula, seperti cookies, cakes, permen, roti, biskuit, pizza, saus pasta, saus barbecue, kecap, salad dressing, luncheon meat, sup, yogurt, dan nutrition bar.

Rasa manis yang ditawarkan gula tambahan hanya memberikan sedikit manfaat gizi, bahkan kadang tidak ada manfaatnya sama sekali. Ketika Anda kelebihan gula, bahkan jika Anda sedang melakukan diet seimbang, Anda bisa mengalami kelebihan kalori. Inilah yang kemudian menyebabkan berat badan Anda naik. Tak hanya itu, menurut American Heart Association (AHA), asupan gula tambahan yang tinggi bisa memicu obesitas, tekanan darah tinggi, serta risiko penyakit jantung dan stroke.

Wanita hanya disarankan mengonsumsinya 6 sendok teh saja per hari atau 100 kalori. Sedangkan pria sebanyak 9 sendok teh, atau 150 kalori sehari (anjuran AHA untuk wanita dan pria Amerika). Jika Anda masih muda dan aktif bergerak, jumlah tersebut bisa ditambah. Sebaliknya, kurangi asupan gula jika usia Anda sudah bertambah dan Anda jarang bergerak.

Tersembunyi
Ketika kita membeli makanan atau minuman tertentu, memang akan jarang sekali kita melihat kata "gula" dalam label kemasannya. Gula memang telah "diterjemahkan" menjadi brown sugar, pemanis jagung, sirup jagung, fruktosa, glukosa, madu, sirup jelai, tetes tebu, sukrosa, dan lain sebagainya.

Anda mungkin juga akan menemukan gula alkohol dalam label. Anda tahu apa cirinya? Semua yang berakhiran dengan "ol", antara lain sorbitol, mannitol, dan xylitol. Gula jenis ini secara teknis tidak dianggap sebagai gula. Semua itu karbohidrat yang dianggap sebagai pemanis dengan kalori yang sudah dikurangi, sehingga kalorinya hanya setengah dari gula. Permen yang sugar free biasanya mengandung gula alkohol.

Anda ingin tahu seberapa banyak gula yang ditambahkan ke dalam minuman favorit Anda?
Minuman Gula tambahan
341 ml fruit punch 170 kalori (11 sdt)
341 ml minuman berkola 150 kalori (9 sdt)
341 ml energy drink 150 kalori (9 sdt)
341 ml teh manis 110 kalori (7 sdt)
341 ml sports drink 80 kalori (5 sdt)

Setelah melihat hal ini, Anda bisa berkesimpulan bahwa sekaleng minuman soda memberikan lebih dari gula tambahan yang disarankan untuk pria maupun wanita dalam sehari. Seringkali, gula tambahan tersebut jumlahnya sama dengan total kalori dalam sebuah minuman.

Meskipun demikian, banyak juga gosip tentang keburukan gula yang sebenarnya tidak benar. Misalnya, bahwa gula menyebabkan jerawat, hiperaktivitas, atau diabetes. Selama Anda mengonsumsinya dalam jumlah yang disarankan, Anda bisa tetap menikmatinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar