Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Rabu, 03 Maret 2010

Pertolongan Pertama Atasi Keracunan

JAKARTA, KOMPAS.com - Mencegah lebih baik daripada mengobati. Pun begitu dalam pencegahan keracunan. Menjaga kebersihan bahan makanan adalah salah satu cara menghindar dari keracunan. Cara termudah adalah selalu mencuci bahan makanan sebelum diolah.

Meski sudah serba bersih, tak urung, kita bisa saja kecolongan. Tanpa kita tahu sebabnya, tiba-tiba ada saja orang yang keracunan setelah menyantap hidangan yang kita olah. Jika itu terjadi, ada, baiknya, kita semua harus tahu bagaimana menolong korban keracunan.

Meski ini sifatnya sementara, "Pertolongan pertama bisa membantu kondisi pasien, sebelum dibawa ke rumah sakit untuk pemeriksaan lebih lanjut," ajar Eddy Setyo Mudjajanto, Ahli Keamanan Pangan dari Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor (IPB).

Bantuan medis dari profesional diperlukan lantaran mengidentifikasi penyebab keracunan tidaklah gampang. Terkadang, reaksi atau gejala dari keracunan munculnya pada korban akibat keracunan tak langsung. "Ada jeda beberapa jam kemudian, bahkan selang beberapa hari," ujar Eddy. Untuk itu, identifikasi lewat analisis hasil laboratorium penting dilakukan.

Menurut Eddy, pertolongan pertama pada korban keracunan tidak boleh dilakukan secara serampangan. Pertolongan bisa dilakukan bila kasus keracunan pada si korban tak parah dan belum lama terjadi. "Artinya, makanan yang mengandung racun masih berada dalam saluran cerna," ujar dia.

Keadaan itu, kata Mulyadi Tedjapranata, dokter yang berpraktik di Klinik Medizone, Kemayoran, Jakarta Utara umumnya dua sampai tiga jam setelah korban menyantap makanan.

Lantas pertolongan pertama seperti apa yang mesti kita lakukan saat ada korban akibat keracunan?

Menurut para ahli makanan dan dokter, pertolongan pertama yang bisa kita lakukan adalah dengan memberikan karbon aktif atau arang aktif ke korban. Di pasaran, ada arang aktif yang dijual. Salah satu yang terkenal norit.

Tablet berwarna hitam ini punya sifat arang aktif yang mampu menyerap apapun yang ada di sekitarnya, termasuk racun. Semakin banyak yang dimakan, semakin banyak racun yang diserap. Hanya saja, norit cuma menyerap racun yang masih di saluran pencernaan dan belum ikut beredar dalam darah.

Menurut Mulyadi, bahan baku norit relatif aman dikonsumsi. "Orang boleh mengkonsumsi norit sampai 20 tablet sekaligus," kata dia.

Meskipun norit mampu menyerap banyak racun, norit nyatanya juga menyerap zat gizi dan vitamin yang terdapat pada makanan. Oleh karena itu, saat menenggak norit, korban juga harus terus diberikan minum air putih untuk menggantikan zat yang ikut terserap norit.

Bila norit tak tersedia, kita bisa menggantikannya dengan susu. Mulyadi bilang, susu memiliki kelebihan mengikat racun yang ada dalam tubuh agar tak beredar dalam tubuh. Susu juga bisa merangsang muntah sehingga makanan beracun bisa ikut keluar.

Namun, tak semua korban keracunan bisa diberikan susu atau norit. Korban keracunan karena zat korosif seperti bensin dan minyak tanah pantang mengonsumsi susu dan norit. Pemberian susu dan norit malah bisa memperparah.

"Ada baiknya, mereka langsung dibawa ke ke rumah sakit," kata Mulyadi.

Jika korban keracunan anak-anak, pemberian susu juga tak disarankan. "Jika mereka dirangsang muntah bisa membuat mereka tersedak dan malah bisa berakibat fatal," ajar Mulyadi.

Hal penting dalam penanganan korban keracunan adalah memperhatikan jamlah cairan dalam tubuh. Reaksi keracunan adalah muntahmuntah dan diare. Bila itu terjadi terus-menerus, penderita pasti kehilangan banyak cairan dan bisa berakibat dehidrasi. Air kelapa yang mengandung elektrolit bisa membantu korban yang banyak kehilangan cairan. Read more...

Kasus Keracunan Makanan Dimulai sejak dari Dapur

JAKARTA, KOMPAS.com — Belakangan ini, kasus keracunan makanan (poisoning) di Indonesia makin sering terjadi. Kamis (25/2), misalnya, sekitar 55 warga Jember, Jawa Timur, keracunan setelah menyantap hidangan di sebuah acara resepsi pernikahan. Korban keracunan mengalami mual, muntah, dan diare.

Peristiwa di Jember ini sama seperti yang sudah-sudah, yakni keracunan pada makanan siap santap yang diolah secara massal. ”Selama ini polanya memang seperti itu. Karena massal, tidak menutup kemungkinan tercemar kuman yang terdapat pada bahan makanan yang sudah tidak segar,” kata Mulyadi Tedjapranata, dokter yang berpraktik di Klinik Medizone, Kemayoran, Jakarta Utara. Kuman inilah yang menyebabkan racun ketika masuk ke dalam tubuh.

Hal senada disampaikan Eddy Setyo Mudjajanto, ahli keamanan pangan dari Departemen Gizi Masyarakat, Institut Pertanian Bogor (IPB). Menurut Eddy, sebagian besar keracunan disebabkan perkembangan mikroorganisme. ”Sebanyak 90 persen kasus keracunan makanan disebabkan perkembangan mikroorganisme jahat,” kata Eddy.

Perkembangan mikroorganisme jahat ini bisa dimulai sejak makanan diolah di dapur. Penyebab berkembangnya mikroorganisme jahat bisa karena buruknya sanitasi dan kebersihan pengelolaan makanan.

”Itu semua terjadi karena rendahnya kesadaran pengelola makanan, terutama mereka yang mengolah makanan secara massal di dapur umum atau katering,” tutur Eddy.

Selain itu, bisa juga karena bahan baku makanan berkualitas rendah. Apalagi makanan berbahan dasar hewani yang memang kerap disinggahi mikroorganisme. ”Komponen protein dan lemak hewani paling cocok untuk perkembangan mikroorganisme,” ucap Eddy.

Penyebab lain bisa juga dari makanan hangat yang dibiarkan terbuka cukup lama. Asal Anda tahu, mikroorganisme justru berkembang pesat pada suhu makanan hangat. Karena itu, makanan yang belum sempat disantap sebaiknya jangan dibiarkan di ruangan terbuka terlalu lama.

Bukan hanya dari makanan, keracunan bisa juga disebabkan bahan tambahan yang tidak baik untuk tubuh. Misalnya, tambahan boraks dan formalin pada bakso dan ikan asin. Namun, reaksi keracunan yang disebabkan bahan tambahan makanan ini biasanya terjadi dalam waktu lama.

Gangguan pencernaan
Umumnya, reaksi pertama keluhan gangguan kesehatan akibat keracunan makanan ada di saluran pencernaan, seperti mual dan muntah. Ujung-ujungnya, akan terjadi diare yang menyebabkan tubuh kekurangan cairan atau dehidrasi. Dalam kondisi seperti itu, suhu tubuh bisa naik dan menyebabkan gangguan kesehatan lainnya yang lebih berat.

Tingkat keluhan yang dirasakan bergantung pada volume makanan yang dikonsumsi dan jenis bakterinya. Semakin banyak menyantap makanan terkontaminasi bakteri, semakin besar pula keluhannya. Begitu pula jika bakterinya berjenis patogen atau bakteri ganas, keluhan berat pun bisa terjadi.

Menurut Mulyadi, gejala keracunan terjadi dalam waktu relatif cepat setelah seseorang mengonsumsi makanan yang terkontaminasi. Jika seseorang keracunan bakteri salmonella, misalnya, reaksi tersebut akan muncul empat sampai enam jam setelah mengonumsi. ”Reaksi keracunan paling lama terjadi 20 jam setelah mengonsumsi makanan yang mengandung bakteri jahat,” kata Mulyadi. Read more...

Bagaimana Tubuh Kita Bisa Kebal?

KOMPAS.com — Antibodi merupakan salah satu sistem imun humoral dalam bentuk terlarut. Pembentukan antibodi itu dibagi menjadi imunitas innate (bawaan) dan imunitas acquired (didapat).

Imunitas bawaan biasanya diturunkan dan dibawa sejak lahir melalui darah plasenta ibu, sedangkan imunitas didapat bisa diperoleh secara alami atau buatan.
Imunitas acquired yang alami terbentuk setelah kontak dengan mikroorganisme (bakteri, virus, plasmodium, dan jamur) dengan kondisi antibodi dibentuk setelah ada infeksi alami yang memicu. Dengan demikian, terbentuklah antibodi dalam tubuh terhadap kuman tersebut. Jadi, antibodi ini bersifat spesifik.

Imunitas acquired buatan terbentuk dengan memberi stimulus berupa kuman atau bagian kuman yang dilemahkan atau sekarang dipakai rekombinan kuman atau bagian dari kuman yang dibuat dengan rekayasa genetika untuk merangsang terbentuknya antibodi tanpa efek samping yang membahayakan manusia.

Sudah sejak lama, para ilmuwan kita menyadari bahwa individu yang sembuh dari suatu penyakit mendapatkan imunitas dari penyakit tersebut. Hal ini dikarenakan sel T dan B teraktivasi dan mengingat penyakit tersebut sehingga memastikan bahwa di lain waktu, bila bertemu dengan hal yang sama, maka sistem imun tubuh kita akan siap menghancurkannya.

Imunitas bisa kuat ataupun lemah. Masanya bisa lama atau sebentar, tergantung dari antigen yang masuk, jumlah antigen yang masuk, dan jalur masuknya antigen. Imunitas juga bisa diturunkan dan juga bisa muncul ketika dihadapkan pada antigen yang sama.

Seorang individu bisa merespons secara berbeda-beda. Beberapa individu sering terkena infeksi, sementara lainnya tidak. Seiring dengan pertumbuhan anak menjadi dewasa, imunitasnya biasanya lebih meningkat. Contohnya, anak-anak lebih sering terkena flu dibandingkan dengan dewasa karena tubuh individu dewasa sudah mengenali dan langsung merespons ketika virus penyebab flu masuk ke dalam tubuh mereka.

dr.Intan Airlina Febiliawanti

Read more...

Meriang Tak Hilang Mungkin Tifus

KOMPAS.com - Tifus (typhoid abdominal) atau dilafal tipes, endemik di Indonesia. Artinya, senantiasa hadir setiap musim. Penyebabnya Salmonella typhi.

Kuman ini ada di mana-mana. Masuk ke tubuh manusia lewat makanan dan minuman yang dicemarinya (fecal-orate. Bisa jadi lewat tangan yang kotor atau pembawa penyakit yang kelihatan sehat (healthy carrier).

Betul enteng dan jarang sampai mematikan, tapi ongkos yang harus dikeluarkan kalau telanjur sakit, sebetulnya merupakan pemborosan karena tifus bisa dicegah.

Angie, 21 tahun sudah seminggu meriang. Kadang merasa mual dan perutnya tidak enak. Bersamaan dengan itu kepalanya terasa nyeri. Sudah hampir seminggu buang air besarnya tersendat. la mengira masuk angin biasa.
Dokter keluarga minta ia periksa darah. Hasilnya, ada tifus dan paratifus. Tergolong bukan yang berat karena yang meninggi titer H, bukan titer 0. Dokter memastikan itu penyebab meriang Angie yang tak putus-putus.

Demam Tifus
Dokter di Indonesia bisa kecolongan kalau lalai mengamati gejala
demam pasiennya. Khawatir luput mendiagnosis, tak jarang dokter cenderung overdiagnosis. Artinya, bukan kasus tifus didiagnosis tifus, saking takutnya kecolongan.

Bahwa memang benar semestinya demam lebih dari seminggu harus dicurigai tifus. Awal tifus memang hanya demam. Lebih harus curiga bila selain demam lama, juga disertai keluhan seperti yang Angie alami, yakni nyeri kepala, tidak enak di perut, dan buang air tiddk teratur. Satu yang khas pada tifus, demam muncul sore dan malam hari saja.

Demam tifus biasanya membandel. Bisa turun denqan obat, namun lekas bangkit lagi. Gambaran demam yang muncul sore dan malam hari itulah, terlebih bila disertai keluhan spesifik seperti yang Angie alami, kemungkinan tifus tidak boleh diabaikan.

Kecurigaan tifus makin bertambah bila tampak bibir kering, dan lidah kelihatan seperti bersalut susu, putih dengan pinggir merah merona. Dokter yang sudah lama praktik, mudah menangkap kasus tifus hanya dengan mengamati penampakan wajah pasien.

Dugaan dokter semakin kuat mengarah ke diagnosis tifus bila setelah melakukan pemeriksaan fisik, dokter meraba hati dan limpa yang membengkak (hepatosplenomegali). Tentu untuk kepastian bahwa diagnosis tifus itu betul, perlu pemeriksaan Widal, selain membiak kumannya dari darah.

Namun, pemeriksaan biakan perlu waktu lama. Untuk praktisnya, dari pemeriksaan fisik, dan adanya kenaiknya titer 0 dan atau H dalam darah, baik tifus maupun paratifus, demi penghematan waktu serta biaya, dokter langsung membuat resep untuuk tifus.

Food handler
Tifus mudah menular. Selain di antara serumah bila ada satu yang terjangkit, sering terjadi dari warung nasi, restoran, atau penjaja makanan dan minuman kaki lima. Kasus klaster tifus pada sekelompok orang yang jajan di tempat yang sama, terjangkit pada waktu yang sama, kemungkinan sumbernya di penjaja makanan atau minuman.

Seorang pembawa kuman yang tampak sehat (healthy carrier), dialah sumber penular tifus paling berbahaya. Orang tak menduga kalau orang sehat membawa kuman tifus.

Bila pembawa kuman yang kelihatan sehat ini kurang higienis, khususnya tidak mencuci tangan dengan benar sebelum mengolah atau menyajikan makanan dan minuman dagangan, ia merupakan sumber penular potensial bagi orang di sekitarnya. Apalagi kalau ia banyak memakai tangannya dalam mengolah dan menyajikan makanan dan minumannya.

Karena itu, untuk amannya, pilih jajanan panas yang sudah dimasak seperti soto atau sup, dan bukan karedok, gadogado, ketoprak, rujak, dan menu siap saji.

Kuman tifus pada tubuh pembawa kuman berada dalam tinjanya. Bila habis ke belakang tidak mencuci tangan dengan benar, kuman tersangkut di jemari tangan. Kuman di jemari tangan kemudian berpindah ke makanan dan minuman yang dipegangnya (fecal-oraq).

Komplikasi usus bolong
Tifus jarang mematikan, kecuali bila terlambat ditangani. Komplikasi paling ditakuti bila usus sampai bolong, dan isinya tumpah ke rongga perut. Ini tergolong kedaruratan perut (acute abdomen), dan jiwa bisa -melayang bila terlambat ditangani.

Kalau komplikasi usus bolong terjadi ditandai dengan mendadak suhu menurun, sedang nadi mendadak meningkat. Persilangan suhu dengan nadi demikian tanda pasien menghadapi situasi kritis. Syok bisa terjadi karena serangan kedaruratan perut ini.

Demi mencegah komplikasi, antibiotika untuk menumpas kuman perlu segera diberikan. Lebih dini, lebih kecil kemungkinan komplikasi.

Tak jarang kuman tersasar ke kandung empedu. Bila ini terjadi, penyembuhan lebih sukar. Bisa juga kuman menetap lama di kandung empedu, dengan segala konsekuensinya. Pasien tifus mendadak seperti terserang sakit kuning, kemungkinan sudah berkomplikasi ke kandung empedu. .

Masalah tifus sekarang, makin banyak kuman yang kebal obat. Diperlukan antibiotika generasi lebih baru untuk menumpasnya. Bila demam tak kunjung turun setelah beberapa hari minum obat, perlu dipertimbangkan untuk mengganti obat. Mungkin obat sudah resisten terhadap kuman.

Dr.Handrawan Nadesul

Read more...

Misteri Kecerdasan Terungkap

KOMPAS.com — Ternyata, bukan area otak tertentu yang membuat seseorang disebut pandai atau bodoh. Yang terpenting adalah kekuatan dan kecepatan koneksi antarbagian otak. Bahkan, bagus tidaknya koneksi antarbagian otak tertentu menentukan kecerdasan.

”Kecerdasan sebenarnya mengandalkan hubungan spesifik di dalam otak dan koneksi ini terjadi antara gray matter (korteks otak yang berisi sel saraf) dan white matter (sumsum otak) atau koneksi serat saraf,” kata Jan Glascher, ketua peneliti.

Ia menambahkan, seseorang bisa disebut cerdas apabila bagian otak frontal (yang berhubungan dengan daya pikir, daya ingat, dan emosi) memiliki koneksi yang baik dengan bagian lobus parietal.

Menanggapi teori tersebut, Keith Young, ketua peneliti bidang psikiatri dan ilmu perilaku dari Texas A&M Health Science College of Medicine, mengatakan, hasil penelitian tersebut tak terduga, tetapi menegaskan pentingnya hubungan antarbagian otak.

Selama ini orang menganggap orang yang pintar akan unggul di semua bidang. ”Orang menganggap kecerdasan bersifat umum. Jika Anda bagus di bidang matematika, Anda akan hebat pula dalam bahasa Inggris,” kata Young.

”Hasil riset tidak menunjukkan orang yang cerdas akan pandai dalam berbagai bidang,” ungkap Glascher. Dalam risetnya, ia meneliti 241 pasien yang mengalami kerusakan otak. Peneliti lalu memetakan tempat kerusakan tersebut dan melakukan tes IQ.

”Dengan demikian, kita bisa melihat secara tepat bagian otak yang berkaitan dengan penurunan kemampuan dengan melakukan tes sehingga kita bisa tahu apakah bagian otak itu penting untuk kecerdasan umum,” kata Glascher.

Pada penelitian awal, Glascher dan timnya menemukan bahwa jaringan antarbagian otak juga penting untuk daya ingat. ”Makin baik koneksi antar-otak, makin besar daya ingat Anda. Ini berbeda dengan persepsi orang sebelumnya yang mengatakan orang cerdas adalah orang yang punya kapasitas daya ingat besar,” katanya. Read more...

Perkawinan Bahagia Kurangi Risiko Stroke

KOMPAS.com - Jika Anda seorang pria, menikah, dan pernikahan itu dipenuhi kemesraan dan kebahagiaan, maka risiko Anda terkena stroke lebih rendah dibanding dengan rekan lain yang tidak menikah atau yang perkawinannya tidak langgeng.

Penelitian yang dilakukan terhadap 10.000 orang Israel menemukan mereka yang masih melajang atau merasa kurang bahagia dengan pernikahannya lebih beresiko terkena stroke. Hasil penelitian ini dipresentasikan dalam pertemuan American Stroke Association International Conference.

Sejumlah peneliti dari Tel Aviv University menganalisa wawancara yang dilakukan pada penduduk pria dan karyawan pemerintahan di tahun 1960-an. Responden yang rata-rata berusia 49 tahun itu diminta menilai skala kebahagiaan perkawinan mereka.

Para peneliti lalu melihat data responden yang meninggal karena stroke 34 tahun kemudian dengan membandingkan hasil wawancara tersebut. Setelah mempertimbangkan faktor sosio-ekonomi dan faktor pencetus stroke, seperti hipertensi dan merokok, para peneliti menemukan kaitan yang besar antara status pernikahan dan risiko stroke.

Pria yang masih lajang memiliki risiko terkena stroke 64 persen lebih tinggi dibanding rekannya yang menikah. Akan tetapi, mereka yang perkawinannya bahagia saja yang risio stroke-nya lebih rendah. Sebaliknya, perkawinan yang penuh tekanan dan cinta yang mulai pudar bisa meningkatkan risiko penyakit jantung.

Berbagai penelitian menunjukkan kehidupan perkawinan yang berkualitas, nyaman dan tentram, berdampak positif bagi kesehatan. Meski demikian, para pakar kesehatan mengingatkan, selain kebahagiaan, gaya hidup lebih menentukan risiko terkena stroke. "Berolahraga, pola diet seimbang dan tekanan darah yang terjaga merupakan cara paling efektif untuk menghindari stroke," kata Dr.Peter Coleman, deputi direktur penelitian dari Stroke Association, Inggris.

Read more...

Penyakit Langganan Para Pelancong

KOMPAS.com — Saat melancong ke berbagai kota atau negara, bukan cuma kesenangan yang didapat, melainkan juga penyakit. Hampir semua pelancong pernah merasakan sakit saat perjalanan. Survei terhadap 59.000 pelancong internasional menunjukkan bahwa pelancong wanita lebih sering mengalami gangguan perut, sedangkan pelancong pria lebih banyak mengalami demam dan penyakit menular seksual.

Dalam studi yang dilakukan oleh tim dari University of Zurich, Swiss, itu diketahui bahwa wanita lebih rentan terkena diare dan berbagai masalah pencernaan lain, flu, infeksi saluran kencing, serta reaksi sementara dari obat-obatan yang diminum untuk mencegah penyakit. Misalnya, obat pencegah malaria.

Adapun pelancong pria lebih sering terserang demam, termasuk infeksi yang dibawa oleh nyamuk dan ngengat serta vektor penularan lain, seperti malaria dan demam berdarah. Pria juga lebih sering menderita penyakit akibat ketinggian pegunungan (frostbite) dan penyakit menular seksual.

Untuk mencegah penyakit langganan tersebut, para peneliti menegaskan bahwa persiapan obat-obatan untuk perjalanan internasional adalah penting. Misalnya saja untuk pelancong wanita, mereka perlu memasukkan obat diare dalam koper mereka.

Dalam penelitian ini, para ahli mengumpulkan data dari 44 klinik medis di seluruh dunia, terutama yang sering menerima pasien pelancong atau kecelakaan, antara tahun 1997 dan 2007.

Pelancong wanita juga diketahui lebih aktif mencari pengobatan untuk diare, sembelit, dan penyakit perut lainnya. Bandingkan dengan pelancong pria. Hanya tiga persen dari mereka berobat karena terkena malaria atau penyakit demam lain yang ditularkan oleh nyamuk.

Alasan mengapa pria lebih sering terkena penyakit dari nyamuk masih belum jelas. Namun, para ahli berspekulasi bahwa nyamuk lebih tertarik pada kulit pria. Seperti diketahui, serangga tertarik pada keringat yang berlebih. Selain itu, keringat tersebut juga akan menghapus krim anti-nyamuk yang dioles. Read more...

Kiat Cegah Panas Dalam

KOMPAS.com — Untuk mencegah panas dalam, dr.T.Bahdar Johan, Sp.PD, ahli penyakit dalam dari RS Internasional Bintaro, menyarankan beberapa kiat. Memang kiat ini tidak mutlak berlaku bagi semua orang karena tiap individu memiliki situasi dan kondisi tubuh yang berbeda.

- Perhatikan jam makan
Hal ini berlaku terutama bagi orang yang memiliki gangguan asam lambung. Telat makan bisa menimbulkan gangguan pada lambung atau naiknya asam lambung hingga ke daerah dada. Ini yang menyebabkan banyak orang merasa terkena panas dalam.

- Waspada makanan yang terlalu panas atau dingin
Makanan yang terlalu panas atau dingin bisa mengganggu sistem pencernaan. Sistem pencernaan manusia bekerja pada batas suhu tertentu. Panas makanan yang berlebih dapat mengganggu lapisan lendir yang melapisi saluran pencernaan. Makanan yang terlalu dingin juga akan membuat sistem pencernaan mengerut sehingga mempersulit proses pencernaan.

- Perhatikan menu makanan

Makanan yang panas dan digoreng sering kali menyebabkan luka atau iritasi pada tenggorokan. Peradangan tersebut akan menyebabkan munculnya gejala panas dalam. Terlalu banyak minyak dalam makanan juga tidak baik untuk pencernaan dan tenggorokan.

- Olahraga secara rutin
Gejala panas dalam bisa muncul karena kelelahan. Dengan berolahraga, kondisi tubuh bisa dilatih dan terjaga lebih baik. Daya tahan atau stamina pun akan meningkat sehingga tidak mudah terkena panas dalam ketika kondisi tubuh terlalu lelah.

- Kelola stres
Saat ini banyak orang yang mengeluh terkena panas dalam akibat stres. Stres dapat menurunkan daya tahan tubuh, juga mengacaukan jam makan dan hormon tubuh. Read more...

Studi: Pemasangan Stent di Leher Aman

KOMPAS.com - Orang yang beresiko stroke karena terjadi penyempitan pembuluh darah di leher, kini bisa diterapi dengan pemasangan stent untuk melebarkan pembuluh darahnya. Hasil studi dalam skala besar menunjukkan prosedur tersebut cukup aman dan memberi hasil yang signifikan.


Selama ini stent lebih banyak dipakai untuk membuka arteri di bagian jantung, meskipun diizinkan untuk dipakai di leher, terutama untuk pasien yang tidak mungkin di operasi. Dalam studi terbaru ini disebutkan penggunaan stent di leher bisa digunakan untuk seluruh pasien.

"Saat ini kita punya dua cara yang aman dan efektif untuk mengatasi penyempitan arteri di leher," kata Dr.Thomas Brott, dari Mayo Clinic yang melakukan penelitian tersebut. Hasil studi ini sudah dipresentasikan dalam konfrensi American Stroke Association.

Kendati demikian, penggunaan stent memiliki komplikasi yang berbeda dan tidak semua dokter berpendapat stent aman. Tiga penelitian sebelumnya menyebutkan stent kurang aman karena meski dalam jangka panjang mencegah stroke, namun pemasangan stent itu sendiri bisa memicu stroke bila ada bagian plak yang beredar ke otak.

Menurut studi terbaru, komplikasi stroke memang sering timbul pasca pemasangan stent, namun bila dilakukan operasi, risikonya adalah serangan jantung. Para dokter berpendapat, pilihan jenis prosedur akan dikembalikan pada pasien. Risiko apa yang siap dihadapi dan seberapa besar mereka tak ingin dioperasi.

Survei menunjukkan, pasien lebih khawatir pada stroke daripada serangan jantung. "Mereka takut stroke karena bisa menyebabkan kecacatan dan membuat mereka harus dirawat di rumah," kata Dr.Lee Schwamm, ahli neurologi dari Massachusetts General Hospital.

Setiap tahunnya, 795.000 orang Amerika terserang stroke. Mayoritas disebabkan karena sumbatan arteri di leher dan beredar ke otak. Sumbatan di leher bis diketahui menggunakan stetoskop untuk mendengarkan suara tidak normal di bagian arteri leher dan tes ultrasound.

Operasi merupakan jenis terapi yang paling populer. Prosedurnya pasien dibius total kemudian arteri di buka untuk menghilangkan plak. Penggunaan stent sebagai alternatif untuk pasien dengan kondisi tertentu baru disetujui tahun 2004.

Untuk memasang stent, dokter akan membuat sayatan kecil di paha untuk memasukkan kateter yang berujung balon ke arteri. Jika ketemu pembuluh darah yang tersumbat, balon dikembangkan dan digunakan untuk menyingkirkan plak, sehingga pembuluh darah lancar kembali.

Studi yang dilakukan Dr.Thomas Brott melibatkan 2.502 pasien di AS dan Kanada, separuhnya mengalami gejala ministroke dan sisanya tidak, namun menderita penyempitan arteri di leher. Para pasien diberi pilihan untuk memilih operasi atau pemasangan stent.

Sebulan kemudian, empat persen dari kelompok stent terkena stroke dan hanya dua persen dari kelompok operasi. Pasien yang mendapat serangan jantung sekitar dua persen dari kelompok operasi dan satu persen dari kelompok stent.

Menurut Brott, usia ikut memengaruhi jenis terapi. "Jika usia Anda kurang dari 70 tahun, lebih baik memasang stent. Untuk pasien yang lebih tua, dianjurkan untuk operasi," katanya.


Read more...

Kenali Penyebab Bau Mulut

KOMPAS.com - Bau mulut (halitosis) dan bau badan (bromidrosis) adalah problem yang umum dialami orang. Penyebab dasarnya kebersihan gigi buruk. Namun, ada lagi penyebab lainnya.

Problem yang terjadi di daerah sekitar gigi, seperti masalah gusi, gigi berlubang atau karang gigi, bisa membuat napas jadi bau. Selain itu, gangguan penyakit lain yang sedang diderita juga bisa merambat ke timbulnya bau mulut.

Mulai dari infeksi saluran pernapasan, gangguan kelenjar ludah, gangguan pencernaan, bronkitis kronis, sinusitis, hingga diabetes. Tak ketinggalan kebiasaan yang kurang sehat. Misalnya pola makan yang salah, merokok, sering sembelit dan panas dalam, atau konsumsi alkohol.

Ritual puasa juga bisa menimbulkan "morning breath" akibat kurangnya jumlah ludah untuk mencuci bakteri di mulut.

Untuk mengatasinya:
- Lakukan check up untuk memastikan tak ada lubang pada gigi atau masalah pada gusi. Bersihkan lidah setiap hari setiap selesai menyikat gigi.

- Biasakan untuk buang air besar setiap hari.

- Minum jus setiap hari dengan dicampur psylium husk, sejenis serat yang bisa membuang racun dari usus besar.

- Minum klorofil (zat hijau dari semua yang berwarna hijau), seperti wheat grass, barley, spirulina, chorella.

- Buang sisa lendir dan toksin dalam tubuh dengan minum vitamin C. Ini juga baik untuk mencegah timbulnya problem pada gusi.

- Pastikan asupan air putih kita cukup.

Read more...

Sentuhan Kecil Bermakna Besar

KOMPAS.com - Para ahli sejak lama telah mengetahui komunikasi non verbal seperti intonasi suara dan ekspresi wajah merupakan penyampai pesan emosi yang baik. Suara yang hangat, ketus dan bahasa non verbal lain, bahkan memiliki makna yang sama secara universal.

Namun selama beberapa tahun terakhir ini para ahli mulai fokus pada bentuk komunikasi yang lain, yakni sentuhan fisik. Sentuhan sekilas, seperti tepukan di pundak atau saling menepuk tangan seperti tos, lebih efektif untuk mengomunikasikan berbagai bentuk emosi lebih dari ekspresi atau bahasa tubuh. Bahkan, sentuhan fisik sekilas ini bisa lebih akurat sebagai penyampai pesan daripada kata-kata.

"Ini adalah bahasa pertama yang kita pelajari. Bahkan bentuk komunikasi ini lebih efektif untuk mengekspresikan emosi," kata Dacher Keltner, ahli psikologi dari University of California, Berkeley, Amerika Serikat.

Berbagai penelitian menunjukkan, sentuhan fisik lebih efektif untuk mengubah pola pikir dan perilaku seseorang. Studi menyebutkan, murid yang mendapat sentuhan suportif di pundak dari gurunya, lebih bersemangat untuk aktif di kelas dibanding rekannya.

Sementara itu sentuhan simpatik dari dokter pada pasiennya disebutkan membuat pasien lebih lama berkunjung dan berkonsultasi pada dokternya. Penelitian yang dilakukan oleh pakar dari Touch Research Institute di Miami menunjukkan, sentuhan kecil dari orang yang dicintai membuat pasien yang depresi lebih bersemangat.

Dalam beberapa seri penelitian yang dilakukan oleh Matthew Hertenstein, psikolog dari University of Indiana, para responden diminta menyampaikan delapan jenis emosi, mulai dari rasa penghargaan hingga benci. Akan tetapi komunikasi hanya boleh dilakukan dengan cara menyentuh orang yang tidak dikenalnya. Ternyata, 70 persen responden mampu menyampaikan emosi secara akurat.

Dalam dunia olahraga, penelitian menunjukkan, tim yang bermain bagus cenderung lebih banyak melakukan sentuhan fisik kepada rekan satu timnya dibanding tim yang bermain buruk. "Sentuhan fisik akan menguatkan ikatan antar anggota tim," kata Michael W.Kraus, dalam laporannya yang dimuat di jurnal Emotion.

Para ahli mengatakan, sentuhan hangat punya makna positif dalam berbagai bidang. Bagi para atlet, hal itu akan meningkatkan performa di lapangan, sementara di kantor akan mengurangi stres. Sentuhan hangat membuat otak mengeluarkan hormon oksitoksin yang memberi sensasi rasa percaya dan mengurangi hormon stres. Read more...

Jangan Abaikan Gizi Anak Usia Sekolah

KOMPAS.com - Sebagai orangtua, tentu kita tak bisa mengabaikan nutrisi dan gizi anak agar ia tumbuh optimal. Akan tetapi, perhatian orangtua terhadap kebutuhan nutrisi anak seringkali terabaikan begitu ia memasuki usia sekolah. Padahal, perkembangan anak tidak berhenti di usia 5 tahun, tapi terus hingga usia 18 tahun.

Menurut pengamatan dr. Samuel Oetoro, Sp.GK, kebanyakan orangtua menganggap kebutuhan nutrisi anak usia 5-18 tahun serupa dengan orang dewasa sehingga tidak perlu perhatian khusus. Selain itu, faktor anak yang sulit makan juga membuat anak di usia sekolah mengalami kerawanan nutrisi, baik kekurangan (malnutrisi) atau kelebihan gizi (overnutrisi).

Anak-anak yang termasuk picky eater (pemilih) cenderung hanya mau makan dengan menu yang sama setiap hari sehingga miskin dari kandungan gizi. Sebaliknya anak yang obesitas memiliki pola makan berulang-ulang, tidak terjadwal, dalam porsi besar, dan minim aktivitas.

Pada kesempatan terpisah, dr.Fiastuti Witjaksono MS, SpGK, mengatakan pola makan anak akan memengaruhi pola makannya di usia dewasa kelak. "Bila sejak kecil anak tidak dibiasakan makanan sehat, saat dewasa ia juga menolak makanan yang sehat," katanya.

Karena itulah peran orangtua sangaat penting untuk mengarahkan pola makan anaknya untuk mendapatkan makanan kaya nutrisi. Misalnya saja dengan menyediakan variasi menu yang sehat, membawakan bekal ke sekolah, serta membiasakan anak untuk makan bersama.

Para ahli mengatakan, mengontrol pola makan anak bila dilakukan lewat kebiasaan makan bersama. Kegiatan makan bersama di meja makan bukan sekadar untuk mengisi perut yang lapar, tapi juga ajang bagi orangtua untuk memberi pengajaran tentang gizi dan disiplin.

Untuk anak-anak usia sekolah, dr.Samuel menyarankan agar orangtua menyediakan makanan yang mengandung energi, seperti karbohidrat, lemak, dan protein, serta vitamin. "Tanpa vitamin, makanan yang diasup tidak akan optimal diubah menjadi energi. Seluruh faktor ini diperlukan untuk pembentukan otot, tulang, sel-sel organ, serta membantu penghantaran informasi di otak," katanya.

Untuk melengkapi kebutuhan makronutrien dan mikronutrien anak, dr. Samuel menyarankan agar orangtua membiasakan anaknya tetap minum susu. "Susu merupakan salah satu bahan makanan sumber kalsium dan protein yang sangat membantu dalam pemenuhan kebutuhan yang meningkat ini," katanya.

kalsium dan protein merupakan zat gizi kunci untuk pertumbuhan fisik anak karena sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan tulang dan otot. Protein juga dibutuhkan untuk perkembangan fungsi otak sehingga dapat meningkatkan fungsi kognitif anak.

Selain itu, anak sudah menyukai rasa susu sejak masa bayi, susu mudah dicerna dan diserap oleh organ pencernaan anak, dan susu dapat dijadikan media untuk memasukkan zat gizi penting yang dibutuhkan oleh anak dalam melanjutkan proses tumbuh-kembangnya sampai usia 18 tahun.

Read more...

Nyamuk "Lemah" Bisa Cegah Demam Berdarah

KOMPAS.com — Nyamuk betina yang secara genetis dibuat tidak bisa terbang diyakini akan bisa membantu mencegah atau memperlambat laju penyebaran demam berdarah. Hasil studi ini dipublikasikan dalam Proceedings of the National Academy of Sciences, Senin (22/2/2010).

Tim peneliti Amerika Serikat dan Inggris, yang melakukan rekayasa genetis itu, berharap, nyamuk ciptaan mereka akan bisa melumpuhkan nyamuk-nyamuk betina aedes aegypti yang menyebarkan bibit demam berdarah dalam waktu 6-9 bulan.

”Metode yang ada saat ini tidak efektif. Cara baru diperlukan dengan mengendalikan perpindahan virus yang dibawa nyamuk,” kata Ketua Tim Peneliti Anthony James dari University of California. Tim peneliti merekayasa gen nyamuk khusus untuk menghambat pertumbuhan otot sayap nyamuk. Namun, rekayasa genetis itu hanya berlaku bagi nyamuk betina. (BBCNews/REUTERS/LUK)

Read more...

Bangkitkan Energi dalam 10 Menit

KOMPAS.com- Rata-rata pegawai kantoran bekerja selama 6-8 jam per hari, ditambah istirahat selama 1 jam. Ternyata, banyak yang merasa jatah istirahat itu tidak cukup. Akibatnya, kita sering sudah begitu lelah, padahal belum saatnya pulang. Untuk menyiasatinya, cobalah rehat sejenak, 10 menit saja. Setelahnya, kita akan kembali bertenaga dan semangat bekerja. Inilah yang bisa kita lakukan:

- Keluar ruangan
"Jemurlah" tubuh di bawah sinar matahari selama 10 menit. Paparan sinar matahari langsung bisa membantu tubuh memproduksi vitamin D dan hormon serotonin. Hormon ini akan memperbaiki mood dan membuat kita tidur nyenyak di malam hari.

- Naik-turun tangga
"Melakukan aktivitas ini selama 10 menit dapat meningkatkan kerja jantung dalam memompa darah," kata Christine Gerbstadt, MD,RD, dari American Dietetic Association.

- "Bermain" air
Cara ini telah lama diterapkan bangsa Romawi. Dulu, mereka menjalani ritual penyegaran diri dengan menyelam di kolam air dingin. Untuk kita sekarang, tak perlu pusing mencari kolam air. Cukup percikkan air dingin ke muka agar kulit kembali segar.

- Atur feng-shui meja kerja
Cobalah tata ulang pernak-pernik di meja kerja. Buang kertas dan dokumen yang tak diperlukan lagi. Aktivitas ini bisa memperbaiki suasana hati. Plus, tata meja yang baru bisa menolong kita bekerja lebih efisien. Read more...

Infeksi Rumah Sakit Sebabkan Ribuan Kematian

KOMPAS.com — Setiap tahunnya, 48.000 orang Amerika meninggal karena infeksi yang didapat selama mereka berobat ke rumah sakit, umumnya karena keracunan darah atau penyakit pneumonia.

Jumlah tersebut ditengarai lebih tinggi lagi. Ini berarti, infeksi di rumah sakit membunuh lebih banyak daripada HIV. Jenis infeksi rumah sakit yang paling umum adalah infeksi nosokomial. Diperkirakan sepertiga dari 1,7 juta infeksi di AS merupakan infeksi nosokomial.

Mayoritas infeksi berasal dari penggunaan kateter dan ventilator. Beberapa jenis kuman dan bakteri yang ditemukan merupakan jenis yang sudah lama diketahui, tetapi sebagian merupakan kuman jenis baru, seperti MRSA yang disebut juga sebagai "kuman super". Sementara itu, pasien yang menjalani operasi invasif juga rentan terkena infeksi nosokomial.

"Infeksi di rumah sakit adalah sesuatu yang sebenarnya bisa dihindarkan, tetapi berakibat fatal, yakni kematian," kata Ramanan Laxminarayan PhD, MPH, anggota lembaga penelitian Resources for The Future.

Ia dan timnya menganalisis data administrasi dari sumber data nasional yang meliputi data 69 juta warga Amerika Serikat di 40 negara bagian selama tahun 1998 dan 2006. Fokus penelitian ini hanya pada infeksi yang terjadi di rumah sakit, bukan infeksi yang umum terjadi di lingkungan rumah.

Pakar infeksi dari John Hopkins, Peter J Pronovost MD, PhD, mengatakan, kematian akibat infeksi di rumah sakit sering kali tidak disadari publik. "Infeksi terjadi dalam satu waktu dan pasien tidak sadar bahwa mereka terinfeksi," katanya.

Dalam sebuah studi yang dilakukannya, Provonost dan timnya menunjukkan, jika pihak rumah sakit mengikuti dengan benar standar prosedur keamanan dan meningkatkan higienitas, infeksi rumah sakit bisa dikurangi hingga nol kasus. Read more...

Jadikan Aksi Donor Darah sebagai Gaya Hidup

JAKARTA, KOMPAS.com - Persediaan darah ke depan harus mencukupi kebutuhan empat hari . Kondisi sekarang baru mencukupi kebutuhan dua hari. Untuk mencapai target tersebut, Ketua Umum Pengurus Pusat Palang Merah Indonesia HM Jusuf Kalla, sebulan terakhir telah mengunjungi 14 provinsi dan gencar mengimbau agar aksi donor darah dijadikan gaya hidup. Tampil di Kompasiana Monthly Discussion, Senin (22/2), di Jakarta, ajakan yang sama kembali digaungkan.

Kegiatan mendonorkan darah sebaiknya dijadikan gaya hidup. Para mahasiswa jangan hanya bangga dengan aksi demonstrasinya, tetapi alangkah bijaksana aksi demo diganti dengan aksi donor darah. Bersedekah dengan darah adalah amal ibadah, kata HM Jusuf Kalla.

Dijelaskan, jika donor darah sebagai gaya hidup, maka ada peluang peningkatan persediaan darah. Penyediaan darah oleh PMI baru tercapai 0,7 persen jumlah penduduk (1,7 juta kantung, tahun 2008) dan persediaan darah baru mencukupi kebutuhan 2 hari. Pencapaian ini jauh dari target WHO yang 2 persen jumlah penduduk atau 4 juta kantung per tahun dan persediaan darah mencukupi kebutuhan 4 hari.

Salah satu strategi yang akan dilakukan PMI adalah bekerjasama dengan perguruan tinggi yang memiliki mahasiswa di atas 20.000 orang. Pihak kampus dihimbau untuk mendonorkan tempat untuk unit transfusi darah di kampus, sehingga ma hasiswa sewaktu-waktu bisa donor darah.

Jika 10.000 orang saja yang mendonor 2 kali setahun, maka akan didapat 20.000 kantung darah per tahun. Jumlah sebanyak ini amat berarti dan banyak nyawa orang yang terselamatkan, tandasnya.

Selain di kampus-kampus, Jusuf Kalla juga berharap mal-mal yang potensi pengunjungnya bisa mencapai 50.000 orang per hari, diminta punya unit transfusi darah. Jika di mal ada unit transfusi darah , para pengunjung akan menyempatkan diri donor darah. Sebab donor darah hanya butuh waktu sebentar, sekitar 10 menit,

Pada bagian lain Ketua Umum Pengurus Pusat PMI itu juga mengajak para pengusaha agar memproduksi kantung darah di negeri sendiri. Selama ini kantung darah diimpor dari Singapura. Kalau terjadi perang, misalnya, betapa kita kesulitan dapat kantung darah. Kantung darah jelas tak bisa diganti kantung plastik biasa, ujarnya, yang membuat peserta diskusi para blogger di kompasiana tertawa.

Sudah saatnya memproduksi sendiri kantung darah, karena kebutuhan tinggi, mencapai 4 juta/tahun. Dengan produk sendiri diharapkan dapat menurunkan biaya pelayanan darah. Untuk meningkatkan donasi menjadi 4 juta kantung dan persedian 4 hari, akan didirikan tempat pengambilan darah di pusat perbelanjaan dan kampus. Ujicoba di 5 pusat perbelanjaan di Jakarta, Surabaya, dan Makassar.

Jusuf Kalla juga menegaskan bawah PMI tidak memperjualbelikan darah. Yang ada itu, pihak rumah sakit memunggut biaya pengganti pengolahan darah (BPPD) untuk Askeskin Rp120.000/kantung.

Biaya sebesar itu hanya baru mencukupi biaya kantung darah sekitar Rp37 ribu, biaya reagensia HIV Rp22 ribu , HBsAg Rp13 ribu, HCV Rp34 ribu, dan sifilis Rp14 ribu. Sehingga biaya untuk gedung, peralatan, tenaga, dan operasional lainnya yang harus dikeluarkan per bulan, lanjut Jusuf Kalla, belum terpenuhi. Hasil penghitungan unit cost Rp267.000 per kantung, terd iri dari 47 persen biaya penggantian fasilitas dan pelatihan tenaga, 53 persen biaya operasional.

Jusuf Kalla berpendapat, untuk mencapai target pengadaan 3 juta kantung darah tahun 2010, untuk pengadaan reagensia infeksi diperlukan dana Rp360 miliar. Karena itu, DPR dan pemerintah diharapkan mengalokasikan anggaran untuk pelayanan darah untuk keperluan pengadaan reagensia infeksi dan pelaksanaan pengolahan plasma melalui proses fraksionasi oleh karena saat ini banyak plasma terbuang padahal mengandung faktor VIII dan IX, globulin, albumin serta fibrinogen untuk kegunaan pengobatan.

Pepih Nugraha dari Kompasiana, Kompas.com berharap para blogger menulis soal donor darah di blog masing-masing, guna menghimbau pembaca agar menjadikan donor darah sebagai gaya hidup, sebagaimana yang diharapkan Jusuf Kalla, yang juga punya blog di kompasiana.

Seusai diskusi, puluhan blogger yang hadir langsung mendonorkan darahnya. "Saya baru pertama kali donor darah," kata Pepih Nugraha.

Read more...

Jangan Renggut Hak Sehat Si Miskin

Ungkapan satiris bahwa orang miskin dilarang sakit bukanlah kata-kata kosong. Apabila tak ada uang, sakit sungguh mencekik leher. Pasien dan keluarganya sama-sama menderita.

Bolak-balik dari rumah ke rumah sakit terasa berat diongkos. Belum lagi proses pengobatan yang kerap tertunda lantaran ketiadaan biaya.

Aura (7 bulan), misalnya, tertunda empat bulan sebelum diberangkatkan dari kampungnya di Desa Pangkal Bulu, Kecamatan Payung, Provinsi Bangka Belitung, ke RS Cipto Mangunkusumo (RSCM) di Jakarta. Bayi pasangan Otan (32) dan Surya (28) itu diketahui mengalami hidrosefalus (pembesaran kepala) sejak berumur tiga bulan.

Keterlambatan pengobatan mengakibatkan cairan makin menumpuk, membuat kepala Aura terus membesar. Dengan kondisinya itu, Aura kini susah bersuara, apalagi menangis.

Mereka bertolak ke Jakarta berbekal uang Rp 5 juta hasil pinjaman dari sanak keluarga dan selembar kartu Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda). Selain biaya berobat bagi Aura, keluarga buruh tani ini juga harus mengeluarkan biaya perjalanan dan untuk kebutuhan hidup sehari-hari di Jakarta.

Ongkos hidup terasa makin berat karena mereka tak tertampung di rumah singgah RSCM. Biaya tinggal di rumah singgah ini ringan, hanya Rp 15.000 per hari. Namun, dengan kapasitas 84 tempat tidur, pengantrenya bisa ratusan orang.

”Semula kami berencana tinggal di masjid RSCM. Namun, karena kasihan dengan bayi, kami memilih mencari rumah kos,” kata Otan.

Masalah keuangan juga menyebabkan orangtua bayi hidrosefalus lainnya, Mohammad Toriq (2 bulan), memilih bermalam di Masjid Asyifa, RSCM. Toriq akhirnya mendapatkan perhatian pihak rumah sakit setelah media massa memberitakannya. Sementara Aura, atau Toriq lain bersama keluarganya, tetap harus berupaya keras mengelola sedikit uang untuk mencari pondokan dan makan.

Rumah kos murah bagi pasien rawat jalan ataupun keluarga yang menunggui memang menjamur di sekitar rumah sakit. Sejumlah keluarga di sekitar RSCM menawarkan kamar di rumah mereka. Aura mendapatkan kamar berukuran 3 meter x 2 meter di rumah milik Ibu Ika, Jalan Kimia Ujung, dengan tarif Rp 600.000 per bulan.

Di beberapa rumah kos ada fasilitas dapur sehingga keluarga pasien bisa memasak dan mengirit uang makan. Di kos-kosan mungil itu berjejalan pasien dan keluarganya. Kebersihan—apalagi kondisi steril yang dibutuhkan pasien sembari menunggu jadwal operasi ataupun pemeriksaan rutin di rumah sakit—sering terabaikan. Tidak jarang sakit pasien justru makin parah dan keluarga yang menunggu pun turut sakit.

”Saya kena flu dan batuk sudah tiga hari. Paling cuma minum obat dari warung. Yang penting tetap bisa nungguin anak saya ini,” kata Nining (51) asal Lampung yang mendampingi putrinya, Raudah (34), penderita tumor yang tengah berobat jalan di RS Fatmawati, Jakarta Selatan. Mereka berdua kini menghuni rumah kos Uti (46) dengan membayar Rp 25.000 per hari.

”Memang menambah uang masuk, tetapi banyak orang yang tidak punya uang hanya membayar ala kadarnya. Karena kasihan, ya, tetap ditampung,” kata Uti, pemilik rumah kos di belakang RS Fatmawati.

Tak tertangani

Duka pasien miskin pernah mengemuka pada tahun 2008. Saat itu, sekitar 30 pasien dan keluarga pasien miskin di RSCM memilih tinggal di salah satu bangunan kosong di rumah sakit tersebut. Saat bangunan direnovasi, mereka pun terusir.

Terlunta-lunta, puluhan orang itu ditampung di lantai dasar Gedung Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) tepat di seberang RSCM. Pasien penderita tumor hingga kakek-kakek penderita gagal ginjal yang harus selalu menggunakan kateter terpaksa tidur di lantai beralas tikar.

Akhirnya, beberapa dermawan menampung mereka di sebuah rumah layak di Menteng. Angkutan menuju dan pulang ke RSCM untuk pemeriksaan rutin turut disediakan. Akan tetapi, harus disadari, hanya kasus 30 orang yang telantar itu saja yang terselesaikan. Sementara kasus serupa masih ratusan, bahkan ribuan, di luar sana.

Sepanjang 2008 tersebut, LBH Jakarta, LBH Kesehatan, dan beberapa organisasi kemasyarakatan lain beberapa kali mendesak pemerintah agar memperbaiki pelayanan kesehatan bagi si miskin. Namun, tuntutan itu tak pernah benar-benar dipenuhi. Hingga kini!

Forum Warga Kota Jakarta (Fakta), misalnya, menerima laporan dan mengadakan investigasi sejak Juni 2009 hingga awal tahun 2010. Hasilnya, ada beberapa kasus penggelembungan biaya perawatan warga miskin. Ada pula kasus pembayaran ilegal untuk mendapatkan kamar perawatan di rumah sakit pemerintah tertentu, biaya kursi roda, membeli alat kesehatan atau obat, laboratorium, dan uang muka perawatan.

Ketua Fakta Azas Tigor Nainggolan mempertanyakan kapan pemerintah menindak tegas segala bentuk penyelewengan pelayanan kesehatan bagi warga miskin serta memperbaiki sistem yang ada agar nasib mereka tak lagi terabaikan. Pembiaran terhadap buruknya pelayanan kesehatan bagi si miskin sama artinya dengan merenggut hak hidup mereka. Read more...

Pertolongan Pertama Tersedak

KOMPAS.com - Tersedak biasanya terjadi karena makanan yang kurang dikunyah dengan baik "memasuki saluran yang salah". Bila keadaan ini tidak segera diatasi, bisa berakibat fatal.

Tersedak menyebabkan tersumbatnya saluran pernapasan di sekitar tenggorokan (laring) atau saluran pernapasan (trakea). Aliran udara menuju paru-paru pun terhambat sehingga aliran darah yang menuju otak dan organ tubuh lain terputus. Karena itu perlu dilakukan tindakan pertama yang efektif untuk menyelamatkan nyawa dengan tindakan Heimlich.

Manuver Heimlich mungkin dikenal sebagai teknik terbaik untuk melegakan saluran pernapasan yang tersumbat. Indikasi dari orang yang tersedak adalah korban tidak mampu berbicara, jatuh pingsan, atau mengeluarkan suara-suara aneh dengan usaha keras. Wajahnya berubah menjadi biru, keabu-abuan atau keunguan.

Untuk melakukan manuver Heimlich, ikuti langkah berikut:
1. Berdiri di belakang orang yang tersedak. Lingkarkan kedua tangan Anda di pinggangnya. Bungkukkan orang itu sedikit ke depan.

2. Kepalkan salah satu tangan Anda dan taruh di bagian atas pusar korban.

3. Genggam erat kepalan itu dengan tangan lain dan tekan kuat-kuat ke arah perut dengan cepat ke atas, seolah-olah ingin mengangkatnya dari lantai. Tindakan ini akan mengangkat diafragma, menekan paru-paru, dan memaksa udara keluar dari paru-paru.

4. Ulangi tindakan ini sampai makanan atau sumbatan lainnya keluar.

Metode paling sederhana untk melegakan saluran pernapasan yang tersumbat adalah dengan memasukkan jari hingga ke belakang tenggorokan, marih dan mengorek benda penyumbat itu keluar. Metode ini hanya berhasil jika sumbatan berada di belakang atau atas tenggorokan.

Hati-hati, jangan sampai makanan atau benda penyumbat ini terdorong semakin ke dalam ke saluran pernapasan. Keadaan ini mudah terjadi pada anak kecil.

Read more...

Selasa, 02 Maret 2010

Komponen Sistem Imun

KOMPAS.com - Secara garis besar, pembagian sistem imun menurut sel tubuh dibagi menjadi sistem imun humoral dan sistem imun seluler. Sistem imun humoral terdiri atas antibodi (Imunoglobulin yang disingkat Ig) dan sekret tubuh (saliva, air mata, serumen, keringat, asam lambung, pepsin, dll). Sedangkan sistem imun dalam bentuk seluler berupa makrofag, limfosit, neutrofil beredar di dalam tubuh kita.

Salah satu mekanisme pertahanan tubuh kita yang paling jelas adalah kulit kita, karena ia merupakan pembatas antara kuman dan tubuh dan biasanya tidak dapat ditembus oleh bakteri dan virus. Kulit juga mengeluarkan sekret antibakteri yang bisa mematikan jamur dan bakteri yang menempel di kulit.

Jangan lupa bahwa hidung, mulut dan mata merupakan tempat masuk kuman juga, air mata dan air liur mengandung enzim yang disebut lisozim yang bisa menghancurkan dinding bakteri.

Selain itu tubuh kita mempunyai banyak sekali mekanisme pertahanan yang terdiri dari berbagai macam komponen mayor sistem imun yaitu organ limfoid (thymus, lien, sumsum tulang) beserta sistem limfatiknya.

Bahkan, organ tubuh kita pun termasuk mekanisme pertahanan tubuh kita yaitu jantung, hati, ginjal dan paru-paru. Mungkin organ yang disebutkan itu pernah Anda dengar, tapi pernahkah mendengar mengenai organ yang bernama thymus? Organ ini terletak dekat dengan jantung dan sangat berperan penting dalam mekanisme imun tubuh kita.

Sistem limfatik merupakan mekanisme tubuh yang mungkin sebagian orang mengenal karena dokter sering memeriksa, biasanya berupa tonjolan kelenjar yang membesar dibandingkan pada umumnya. Ketika kelenjar limfe ini berperang melawan kuman yang masuk ke dalam tubuh, maka bisa terjadi pembengkakan kelenjar limfe ini.

Organ limfoid seperti thymus sendiri mempunyai tanggung jawab dalam pembentukan sel T dan penting bagi para bayi baru lahir, tanpa thymus, maka bayi baru lahir mempunyai sistem imun yang buruk. Leukosit atau juga disebut sel darah putih dihasilkan oleh thymus, lien dan sumsum tulang.

Leukosit bersirkulasi di dalam badan antara organ tubuh melalui pembuluh limfe dan pembuluh darah. Dengan begitu, sistem imun bekerja terkoordinasi baik memonitor tubuh dari kuman ataupun substansi lain yang bisa menyebabkan problem bagi tubuh.

Ada dua tipe lekosit pada umunya, yaitu fagosit yang bertugas memakan organisme yang masuk ke dalam tubuh dan limfosit yang bertugas mengingat dan mengenali yang masuk ke dalam tubuh serta membantu tubuh menghancurkan mereka.

Ada sel lainnya juga merupakan fagosit, salah satunya adalah netrofil, yang tugas utamanya melawan bakteri. Jika kadar netrofil meningkat, maka bisa jadi ada suatu infeksi bakteri di dalamnya.

Limfosit sendiri terdiri dari dua tipe yaitu limfosit B dan limfosit T. Limfosit dihasilkan oleh sumsum tulang, tinggal di dalamnya dan jika matang menjadi limfosit sel B, atau meninggalkan sumsum tulang ke kelenjar thymus dan menjadi limfosit sel T. Limfosit B dan T mempunyai fungsi yang berbeda dimana limfost B berfungsi untuk mencari target dan mengirimkan tentara untuk mengunci keberadaan mereka. Sedangkan sel T merupakan tentara yang bisa menghancurkan ketika sel B sudah mengidentifikasi keberadaan mereka.

dr.Intan Airlina Febiliawanti

Read more...

Peralatan Kedokteran Buatan Lokal

Paman saya terkena serangan stroke di Bukittinggi. Dia dirawat di rumah sakit di sana dan mendapat pertolongan, tetapi belum menjalani pemeriksaan CT Scan. Menurut dokter, pemeriksaan tersebut diperlukan untuk memperjelas kelainan yang diakibatkan stroke pada otak paman. Alat CT Scan di rumah sakit tersebut ternyata lama rusak sehingga direncanakan CT Scan untuk pasien dilakukan di Kota Padang.

Saya khawatir karena keadaan paman cukup serius. Kami khawatir penyakitnya akan bertambah berat, di samping juga perlu tambahan biaya. Latar belakang pendidikan saya adalah teknik. Saya menangkap ada keinginan kuat dari para dokter di Indonesia untuk mandiri dalam pelayanan kedokteran dan sudah tentu juga membuat sendiri alat kedokteran. Alat kedokteran memang semakin canggih. Namun, saya rasa itu bukan halangan bagi kita untuk berusaha membuat sendiri.

Apakah kita memang mempunyai keinginan yang kuat? Instansi mana yang akan menjadi penanggung jawab, apakah Kementerian Kesehatan atau Kementerian Perindustrian? Potensi yang ada di Indonesia hendaknya dapat dipadukan untuk mencapai tujuan tersebut?

Para dokter yang memerlukan alat mungkin harus berkomunikasi dengan teman-teman yang bergerak di bidang teknik dan elektromedik. Saya percaya kita mampu membuat monitor jantung, alat pengukur tekanan darah, stetoskop, inkubator bayi, bahkan jika perlu alat ultrasonografi dan CT Scan.

Saya pernah membaca bahwa ada teman di Universitas Gadjah Mada yang sudah membuat prototipe alat MRI. Nah kalau begitu yang kita perlukan adalah kepedulian untuk mandiri dan tekad untuk tidak bergantung kepada luar negeri. Selama ini untuk memperbaiki peralatan saja perlu waktu lama sehingga layanan masyarakat terhenti. Kita harus keluar dari keadaan ini. Jika kita mampu membeli, hendaknya juga kita mampu memelihara dan memperbaiki.

Saya mohon pertolongan dokter untuk menyampaikan kepada yang berwenang agar alat-alat kedokteran di daerah yang rusak dapat diperbaiki sehingga layanan kepada masyarakat tidak telantar. Kedua, saya ingin memperoleh pendapat dokter tentang kemungkinan kerja sama kalangan kedokteran dan teknik di Indonesia untuk memproduksi alat kedokteran dalam negeri.

M di B

Jawaban

Memang salah satu kebutuhan kita dalam menyelenggarakan pelayanan kedokteran adalah peralatan kedokteran yang memadai. Dokter mampu secara klinik mendiagnosis dan merencanakan terapi. Namun, pemeriksaan penunjang, seperti laboratorium dan radiologi (termasuk CT Scan), akan menunjang ketepatan diagnosis.

Teknologi peralatan kedokteran cepat berkembang sehingga rumah sakit selalu ditawari alat kedokteran teknologi yang mutakhir. Namun, sudah tentu alat yang ada harus dipelihara dengan baik dan tetap digunakan selama masih dapat berfungsi baik. Kelemahan kita di rumah sakit, tenaga yang memelihara alat kedokteran kurang dan juga latar belakang pendidikan kurang sesuai. Dulu saya tahu banyak rumah sakit yang mempunyai bengkel yang mampu memperbaiki tempat tidur, kursi roda, inkubator bayi, bahkan juga alat-alat kedokteran.

Namun, sekarang amat sedikit rumah sakit yang mempunyai bengkel. Jika peralatan rumah sakit atau alat kedokteran rusak, biasanya dimintakan jasa pihak ketiga untuk memperbaiki. Acap kali produsen yang membuat alat menganjurkan membeli saja alat kedokteran baru ketimbang membetulkan alat rusak.

Jika kita membangun rumah sakit sekarang ini, biaya untuk membeli peralatan rumah sakit dan biaya alat kedokteran mungkin akan sama mahalnya. Alat kedokteran mempunyai umur pemakaian dan harus diperbarui jika umur pemakaian tersebut sudah dilalui. Saya memang pernah melihat di rumah sakit Hermanos di Havana, alat-alat kedokteran canggih yang cukup banyak tersebut dipelihara oleh sekelompok insinyur yang dilatih pada waktu pembelian alat.

Saya juga pernah menyaksikan di sebuah puskesmas di Havana, alat kedokteran yang sudah tua masih berfungsi dengan baik berkat pemeliharaan yang teratur. Kita lebih sering membeli dan kurang pandai memelihara. Membeli pun biasanya kita membeli barang impor.

Membuat sendiri

Saya memang percaya bahwa jika kita mau, kita dapat membuat banyak alat kedokteran sendiri. Jika kalangan kedokteran, kalangan teknik, dan pengusaha dapat duduk bersama membahas kebutuhan alat kedokteran, banyak alat kedokteran yang sebenarnya dapat diproduksi di dalam negeri. Pemerintah perlu mendorong agar rumah sakit pemerintah mengutamakan pembelian alat kedokteran produksi dalam negeri.

Kebutuhan rumah sakit amatlah banyak. Mulai dari tempat tidur, kursi roda, meja dorong pasien, peralatan laboratorium, peralatan radiologi, peralatan fisioterapi, sampai peralatan bedah. Sebagian alat tersebut sebenarnya sudah diproduksi di dalam negeri dan sebagian lagi perlu diproduksi di dalam negeri. Kita mungkin harus belajar dari China. Sekarang China tidak hanya memproduksi CT Scan dan MRI untuk kebutuhan masyarakatnya, namun juga sudah dapat mengekspornya.

Acap kali pertimbangan pragmatis harga yang lebih murah mengalahkan pertimbangan kemandirian. Kalau kita ingin bersaing dan menjadi bangsa yang mandiri, kita harus mulai membangun potensi dalam negeri kita. Pada masa-masa permulaan mungkin produksi dalam negeri lebih mahal, namun dengan berjalannya waktu, produksi dalam negeri akan semakin baik dan juga semakin murah. Pemerintah dan masyarakat perlu mendukung produksi dalam negeri ini. Semoga hal itu akan dapat terwujud dalam waktu yang tak terlalu lama.

Dr Samsuridjal Djauzi

Read more...

TB dan Asma Jelas Banyak Bedanya

KOMPAS.com - Asma dan tuberkulosis (biasa disingkat TBC atauTB) merupakan gangguan pernapasan yang banyak diderita masyarakat Indonesia. Meski keduanya berbeda, masih banyak orang yang menyangka asma dan TB saling berkaitan. Banvaknya masalah kesehatan yang berkaitan dengan paru membuat kebanyakan orang menilai sama tiap gangguan yang timbul.

"Dari gejalanya saja sudah berbeda. Asma menyebabkan penderitanya sulit bernapas atau napasnya jadi pendek-pendek, sedangkan gejala khas TB adalah batuk yang tak kunjung berhenti dan berkeringat cukup banyak di malam hari," kata Dr. Mukhtar khsan, Sp.PK, MARS, ahli kesehatan paru dan RS intemasional Bintaro.

Penyebab dan penularan kedua penyakit ini juga berbeda. TB bisa ditularkan lewat udara yang terkontaminasi kuman Mikobakterium tuberculosis akibat ada penderita TB aktif yang melepaskan bakteri lewat batuk atau lendir yang dibuang sembarangan.

Janin juga bisa tertular TB lewat ibunya sebelum atau selama proses persalinan karena menghirup udara yang mengandung bakteri. Di beberapa negara terbelakang dan berkembang cukup banyak anak yang tertular TB karena minum susu yang tidak disterilkan.

Sementara itu, asma terjadi karena faktor keturunan, bukan ditularkan. "Bila salah satu atau kedua orangtua, kakek, atau nenek menderita asma, bisa jadi orang tersebut menderita asma juga," ujarnya.

Asma tidak menular
Barangkali asma disangka penyakit menular karena sering ditemukan dalam satu keluarga ada lebih dari satu penderita asma. Asma adalah penyakit keturunan. Jika orangtua asma, besar kemungkinan anaknya juga asma. Tambah lagi, akibat sesak napas, pasien jadi sering batuk. Sekilas gejalanya jadi mirip TB," tutur Prof. DR. Dr. Heru Sundaru, Sp.PD, KAI, dari FKUI yang menaruh perhatian pada penyakit asma.

Ada hal menarik yang dijabarkan Prof. Heru mengenai asma. Ternyata asma bisa dihindari meski kedua orangtua mengidap asma. "Kuncinya adalah faktor lingkungan. Anak yang dititipkan atau dibesarkan kepada orang lain atau dengan lingkungan yang berbeda bisa terhindar dari serangan asma," sebutnya.

Asma biasanya hanya kambuh jika terangsang oleh suatu zat atau benda yang menjadi pemicu, seperti debu, asap rokok, bulu binatang, asap kendaraan, kelelahan.

Hal lain yang membedakan adalah TB bisa menyerang berbagai organ lain dalam tubuh. Jadi tidak hanya jaringan paru yang diserang dan dirusak. Mulai dari tulang hingga otak bisa terinfeksi bakteri penyebab TB, sedangkan asma pada dasarnya menyerang paru saja.

"Sebenarnya asma tidak merusak paru secara langsung, melainkan hanya membuat saluran udara paru membengkak karena reaksi alergi terhadap sesuatu. Akibatnya penderita susah bernapas," imbuh Dr. Mukhtar.

Sama-sama bisa balik
Karena penyebab dan gejalanya berbeda, pengobatan keduanya pun berbeda. Pada asma, pengobatan bertujuan untuk mengurangi gejala sesak. "Obat hanya untuk melegakan saluran pernapasan karena asma tidak dapat disembuhkan. Asma hanya dapat dikontrol tingkat serangannya. Obat bisa berupa semprot seperti ventolin atau diinjeksi," ujarnya.

Pada kasus TB, penderita dapat sembuh total dengan obat jenis antibiotika. Dengan catatan, si penderita mengikuti semua petunjuk ahli medis dan minum obat sampai habis. Pengobatan TB makan waktu lama. Agar penderita sembuh benar, diperlukan waktu enam hingga sembilan bulan masa terapi.

"Kendalanya, seringkali pasien merasa kondisinya sudah balk, jadi tidak melanjutkan terapi obat. Bisa juga pasien bosan minum obat. Hal itu sangat berbahaya karena dapat menyebabkan kuman TB kebal terhadap obat yang pernah diberikan. Jika sudah demikian, pengobatan TB akan lebih sulit dan memakan waktu serta biaya lebih banyak lagi," paparnya.

Ada satu kesamaan antara asma dan TB, yaitu sama-sama bisa kembali kapan saja ketika penderitanya lengah. Tidak ada jaminan seseorang yang sudah sembuh dari TB akan bebas dari serangan TB selanjutnya. "Ikuti pola hidup dan pola makan yang sehat untuk mencegah kembalinya TB," katanya.

Untuk penderita asma, sebaiknya jaga kondisi tubuh jangan sampai terlalu lelah dan hindari faktor pencetus. Read more...

Lindungi Anak dari Zat Adiktif

Jutaan anak-anak di negeri ini sedang menunggu dengan harap-harap cemas. Akankah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono akhirnya menandatangani Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Pengamanan Zat Adiktif bagi Kesehatan yang saat ini masih bermukim di Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.

Pasalnya, Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) yang merupakan mandat Undang-Undang Kesehatan Nomor 36 Tahun 2009 (Pasal 116) oleh Menteri Kesehatan telah disampaikan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menhukham), bulan lalu. Selanjutnya, Kementerian Hukum dan HAM tinggal mengundang kementerian terkait untuk pertemuan antarkementerian guna melakukan harmonisasi RPP tersebut dengan perundang-undangan lainnya, termasuk Undang-Undang Penyiaran Nomor 32 Tahun 2002.

Akankah RPP tersebut berhasil sampai ke Istana untuk akhirnya bisa ditandatangani oleh Presiden? Apabila ya, ah, betapa bahagianya mereka.

Dalam RPP ini, Pasal 10 dengan tegas menyatakan bahwa ”tembakau dan semua produk tembakau sebagai zat adiktif dilarang untuk diiklankan dan/atau dipromosikan di semua jenis media yang meliputi media luar ruang, media elektronik, media online, media cetak, media lainnya, dan di tempat penjualan”.

Lalu, dalam Pasal 11 juga dinyatakan bahwa setiap orang yang memproduksi dan atau mengimpor produk tembakau ke wilayah Indonesia dilarang untuk menawarkan atau memberikan secara cuma-cuma produk tembakau, menggunakan logo dan atau merek rokok pada produk atau barang bukan rokok menjadi sponsor kegiatan lembaga atau perorangan dan melakukan kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan yang bertujuan untuk mempromosikan produk tembakau kepada masyarakat.

Intinya, menurut RPP ini, semua iklan, promosi, dan sponsor rokok akan dilarang di segala jenis media. Ini tentu sangat penting bagi upaya perlindungan anak karena, menurut penelitian di berbagai negara, telah terbukti bahwa asap rokok mengandung racun yang berbahaya bagi anak- anak dan adanya korelasi serta hubungan kausalitas antara iklan rokok dan meningkatnya perokok anak-anak.

Iklan rokok yang mengasosiasikan perilaku merokok dengan citra keren, gaul, macho, setia kawan, dan kreatif telah membangun paradigma keliru dan menyesatkan bagi anak-anak dan remaja.

Tinggal Indonesia

Kita lihat, negara-negara bermartabat di berbagai penjuru dunia telah banyak yang melarang iklan rokok di media penyiaran sejak lama. Negara tetangga kita, Malaysia, telah melarang iklan rokok di televisi sejak tahun 1982 dan Brunei sejak tahun 1972. Sementara di Asia Tenggara hanya tinggal Indonesia dan Kamboja yang masih mengizinkan siaran iklan rokok di televisi.

Sebetulnya, menurut Undang-Undang Kesehatan Nomor 36 Tahun 2009, rokok sebagai produk yang mengandung tembakau, secara yuridis formal telah diakui sebagai zat adiktif yang penggunaannya dapat menimbulkan kerugian bagi dirinya dan masyarakat (Pasal 113 Ayat 2) dan oleh karenanya perlu pengaturan yang ketat sama seperti zat adiktif lainnya, seperti alkohol dan narkoba.

Dalam Undang-Undang Penyiaran Nomor 32 Tahun 2002 Pasal 46 (3) huruf c juga sudah ditegaskan bahwa ”siaran iklan niaga dilarang untuk mempromosikan zat adiktif”. Oleh karena rokok sebagai produk tembakau tergolong zat adiktif, tentu tidak dapat diiklankan.

Larangan iklan, promosi, dan sponsor rokok pun seiring sejalan dengan rencana Kementerian Kesehatan untuk mengaksesi Framework Convention on Tobacco Control (FCTC) di mana pada Pasal 13 diserukan kepada negara peserta untuk melarang segala bentuk iklan, promosi, dan sponsor rokok.

Menyadari ini semua, tentu diharapkan agar dalam pertemuan antarkementerian di Kementerian Hukum dan HAM pekan ini akan bisa memuluskan jalannya RPP untuk bisa segera disahkan oleh Presiden. Ini yang sangat diharapkan oleh para pemangku kepentingan perlindungan anak di seluruh Tanah Air.

Di balik adanya kekhawatiran intervensi industri rokok yang akan memobilisasi industri penyiaran, periklanan, entertainment, dan sebagainya untuk menolak pasal larangan menyeluruh iklan, promosi, dan sponsor rokok dalam RPP tersebut, jutaan anak pun berharap-harap cemas menunggu RPP ini segera sampai ke Istana.

Di hati, mereka berbisik dengan lirih, ”Lindungi kami, Bapak/Ibu Menteri dan Bapak Presiden. Jangan lagi bunuh kami dengan asap rokok yang dibiarkan bebas mengotori negeri ini!”

Seto Mulyadi Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak

Read more...

Menggugat Arah Sistem Jaminan Kesehatan

Ketika orang miskin tidak mampu membayar biaya pengobatan bila sakit, pemerintah pun ”berbaik hati” untuk membayarinya melalui sistem Jaminan Kesehatan Masyarakat. Secara politis ini sangat bagus karena rakyat akan melihat bahwa pemerintah telah memerhatikan mereka.

Namun, berita tentang bayi yang disandera karena orangtuanya tidak mampu membayar, atau orang miskin yang ditolak rumah sakit (RS), menunjukkan bahwa dalam praktik masih ada masalah. Dari contoh- contoh kasus yang diberitakan media massa, masalahnya agaknya bukan pada tidak tersedianya dana, tetapi lebih pada birokrasi yang tidak dipahami atau tidak terjangkau oleh orang miskin.

Dalam program 100 hari Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) II bidang kesehatan, masalah ini tidak dipersoalkan, tetapi justru jumlah dana yang disalurkan yang diperbesar dan cakupan yang diperluas, meliputi juga warga lembaga pemasyarakatan.

Masalah syarat administrasi ini memang pernah dibahas dalam rapat kerja Kementerian Kesehatan, tetapi lebih dilihat dari kepentingan RS. Masalah kemudahan bagi rakyat yang benar-benar memerlukan kurang dipersoalkan. Terobosan yang akan diambil Menteri Kesehatan, sesuai program 100 hari, adalah membagikan kartu miskin. Bagaimana mekanisme pembagiannya, berapa lama masa berlaku, dan bagaimana mekanisme perpanjangan kartu itu belum diungkapkan.

Di Amerika Serikat (AS), salah satu hal yang memberi tambahan nilai pada akreditasi RS adalah jika rumah sakit memiliki social service department. Tugas bagian ini adalah melakukan verifikasi ke alamat pasien untuk meyakini bahwa pasien benar-benar miskin ketika ada pasien miskin yang tidak memiliki kartu jaminan sosial.

Hal serupa barangkali juga dapat diterapkan di sini. Ketika pasien miskin datang tanpa kartu, pertolongan diberikan dulu. Kemudian, petugas rumah sakit (atau dinas sosial) melakukan pengecekan ke alamat pasien untuk memastikan apakah pasien benar-benar orang miskin.

Efisiensi

Problem lain dengan program Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) adalah segi efisiensinya. Dalam sistem layanan kesehatan Indonesia yang liberal dan rendah disiplin, masalah ini merupakan titik rawan. Pengharusan menggunakan Diagnostic Related Groups (DRG) dan International Classification of Diseases (ICD) sebagai pedoman belum merupakan jaminan karena banyak dokter belum memahami. Dengan DRG, biaya ditetapkan bukan didasarkan pada tiap tindakan (fee for service), tetapi pada jenis diagnosis, sedangkan penetapan diagnosis mengacu kepada ICD 10.

Selama sistem masih sangat liberal, tarif rumah sakit ditetapkan berbeda-beda sesuai peraturan daerah, serta belum ada mekanisme pengawasan yang efektif, kebutuhan dana Jamkesmas dapat membengkak tanpa peningkatan kualitas pelayanan. Apalagi jika penentuan besaran dana untuk tiap pasien tidak didasari perhitungan aktuaria yang cermat.

Di sisi lain, rumah sakit sulit menghindar dari pola perhitungan berdasarkan fee for service akibat perilaku dokter kurang kooperatif untuk melakukan efisiensi. Maka, perhitungan biaya akan lebih besar daripada ketentuan DRG sehingga mereka merasa rugi kalau menangani pasien miskin.

Dapat dimengerti bila masih saja terjadi ada pasien miskin diminta membayar dengan dalih tindakan itu tak termasuk yang dijamin. Rakyat miskin yang dijanjikan mendapat pengobatan gratis kembali yang menjadi korban. Konsekuensi selanjutnya adalah penurunan mutu layanan.

Tanpa pengawasan terhadap mutu, akan terjadi pembengkakan biaya yang melampaui batas yang ditetapkan DRG. Komplikasi atau efek samping yang terjadi akibat perawatan yang kurang bermutu jadi alasan untuk membengkaknya biaya.

Negara-negara maju yang mempunyai program seperti Jamkesmas, membentuk lembaga independen yang bertugas mengawasi mutu layanan. Di AS ada Institute for Health Care Improvement (IHI), di Inggris ada National Institute for Health and Clinical Excellence (NICE), demikian juga di Australia dan Eropa.

Mereka melakukan penilaian terhadap pelayanan kesehatan bagi yang ditanggung negara dalam segi keamanan, cost-effectiveness, dan manfaat bagi pasien. Lembaga-lembaga pengawas mutu tersebut berisi bukan saja birokrat, tetapi juga tokoh profesi atau universitas dan wakil masyarakat pemakai jasa pelayanan.

Pengelolaan

Dengan berbagai kelemahan di atas, dana Jamkesmas seharusnya dikelola sebagaimana asuransi kesehatan sosial. Senyampang dengan rencana pelaksanaan Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN), Jamkesmas seyogianya dilebur ke dalam SJSN dan dianggap sebagai pembayaran premi bagi orang miskin.

Jika pengelolaan SJSN benar-benar profesional, ia akan juga melakukan program preventif dan promotif serta menjamin pemerataan akses pelayanan bagi semua orang secara sama (equal) tanpa diskriminasi dan dengan mutu yang terjaga.

Pemerintah lalu tinggal membentuk lembaga pengawas yang mandiri seperti di negara-negara lain tadi. Selain itu, untuk efektivitas dan efisiensi dapat dilakukan penggabungan antara Jamkesmas dan Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda) di daerah-daerah yang mampu sehingga tidak terjadi duplikasi dan pemborosan.

Di AS dan juga Australia, misalnya, beban itu dibagi antara pemerintah pusat dan negara bagian. Di AS, beban Jamkesmas orang miskin (medicare) ditanggung negara bagian, tetapi Jamkesmas untuk lanjut usia (medicaid) ditanggung pemerintah federal. Di Australia, beban operasional rumah sakit pemerintah (public hospital) 50 persen ditanggung pemerintah dan 50 persen lagi diperoleh dari SJSN.

Dalam program 100 hari KIB II, aspek populis dan ”dermawan” tampaknya yang lebih ingin ditonjolkan dibanding menyiapkan landasan untuk memperbaiki sistem pelaksanaannya secara konseptual sebagai dasar untuk melaksanakan UU SJSN (dijanjikan tahun 2014). Tanpa perbaikan sistem, beban Jamkesmas akan semakin besar tanpa dampak yang berarti bagi rakyat miskin.

Kartono Mohamad Mantan Ketua Umum PB IDI

Read more...

Mengenal Sistem Imun Tubuh

KOMPAS.com - Pernahkah Anda merasakan bahwa kondisi tubuh Anda menurun dan Anda akan jatuh sakit? Mungkin hampir rata-rata semua orang pernah mengalaminya. Seperti Andi, contohnya, yang merasakan tubuhnya mulai terasa tidak enak dan merasa akan terkena flu, kadangkala kita bisa merasakan situasi di mana kondisi tubuh menurun dan mulai menjadi sakit.

Di dalam tubuh terdapat suatu mekanisme menakjubkan yang bekerja untuk mempertahankan kesehatan Anda yang disebut sistem imun tubuh. Sistem ini bekerja untuk melawan mikroba (bakteri, virus, parasit, jamur) dan toksin atau racun yang menyerang tubuh Anda. Sistem imun tubuh melawan banyak mikroorganisme dan toksin setiap harinya.

Pada umumnya, sistem imun bekerja dengan baik dalam mempertahankan kesehatan tubuh, akan tetapi kadangkala jika ada gangguan dengan sistem imun inilah yang bisa menyebabkan Anda menjadi sakit ataupun bahkan terserang infeksi oleh mikroba.

Contohnya, Ketika seseorang terluka, bisa jadi berbagai macam virus ataupun bakteri masuk ke dalam badan melalui robekan luka tersebut dan respons dari sistem imun inilah yang menghilangkan para penyerbu asing yang masuk ke dalam tubuh tersebut serta menyembuhkan kulit yang terluka itu.

Bahkan saat kita memakan sesuatu, mungkin banyak bakteri yang ikut masuk ke dalam tubuh kita akan tetapi kebanyakan dari mereka mati karena saliva (air liur) kita atau asam lambung yang mempunyai tingkat keasaman rendah. Inipun merupakan salah satu mekanisme pertahanan tubuh kita yang memiliki sistem imun yang baik.

Tugas sistem imun kita terlihat sederhana tetapi sangat besar pengaruhnya untuk tubuh kita; selain membuat pertahanan tubuh terhadap kuman, sistem imun kita akan mendeteksi dan mencoba menghilangkan kuman di dalam tubuh kita bila sampai mereka masuk ke dalam tubuh sebelum mereka melakukan pengerusakan pada tubuh kita, dan yang terpenting jika sampai kuman tersebut masuk sehingga menyebabkan masalah dalam tubuh, maka sistem imun inilah yang menjadi tentara dan bekerja keras menghilangkan kuman tersebut.

dr.Intan Airlina Febiliawanti

Read more...

Tanda Tubuh Perlu Olahraga

KOMPAS.com - Masih juga menunda niat untuk berolahraga? Jika separuh dari 5 pertanda di bawah ini sudah Anda alami, maka tak ada alasan lagi untuk membiarkan sepatu olahraga berdebu tak tersentuh. Di bawah ini adalah kondisi yang bisa menjadi 'warning' bahwa sudah saatnya Anda berhenti menunda menjalankan niat untuk berolahraga:

1. Terengah-engah saat naik tangga
Jika terbiasa menumpang lift, coba deh sesekali Anda 'manjat' ke kantor dengan menggunakan tangga. Tak perlu tinggi-tinggi, dua lantai saja sudah cukup. Jika baru naik separuh jalan Anda sudah mulai terengah-engah, maka segeralah atur jadwal untuk berolahraga.

Ketika melakukan aktivitas fisik yang berat, denyut nadi bertambah cepat dan kebutuhan tubuh akan oksigen meningkat. Napas yang terengah-engah menandakan tubuh Anda kekurangan oksigen. Rutin berolahraga bermanfaat melancarkan peredaran darah dan menyalurkan oksigen ke seluruh tubuh.

2. Badan lemas dan lesu berkepanjangan
Perasaan lesu dan lemas yang tak kunjung lenyap bahkan setelah beristirahat, bisa jadi mengindikasikan Anda menderita chronic fatigue syndrome. Salah satu jenis pengobatan yang direkomendasikan oleh para ahli adalah dengan melakukan olahraga. Olahraga akan membantu meningkatkan level oksigen di dalam tubuh serta memproduksi hormon endorfin yang mampu mendatangkan perasaan senang dan sehat.

3. Sering telat mikir
Kegiatan olah fisik memang ampuh membantu melancarkan peredaran darah ke seluruh tubuh, termasuk ke otak. Dengan begitu, otak Anda akan mendapatkan suplai oksigen dan air yang dibutuhkan untuk berfungsi dengan baik. Makanya, peredaran darah yang kurang lancar bisa membuat kerja otak terhambat sehingga Anda memiliki masalah dalam mengakses informasi.

4. Punya masalah tidur
Masalah tidur seperti insomnia seringkali disebabkan oleh gangguan psikis yang mengakibatkan tubuh kesulitan beristirahat. Menurut Shawn Talbott, Ph.D, penulit The Cortisol Connection, olahraga adalah kegiatan yang amat efektif untuk meredakan stres.

5. Bolak-balik terserang flu
Penyakit flu disebabkan oleh virus yang menyerang ketika pertahanan tubuh kita sedang lemah. Untuk menghindarinya, maka sistem imunitas tubuh perlu diperkuat dengan melakukan olahraga. Olahraga teratur berguna memperbaiki fungsi sistem limfatik serta meningkatkan kadar leukosit, sel darah putih yang dalam sistem imunitas tubuh berfungsi memerangi infeksi.

Read more...

Atlet Maraton Punya Gen Daya Tahan

KOMPAS.com - Para atlet lari jarak jauh ternyata memiliki sebuah variasi gen yang berkaitan dengan tingginya daya tahan. Dengan kata lain, para atlet tersebut memang "dari sananya" sudah kuat berlari.

Hal tersebut dibuktikan lewat penelitian terhadap 155 atlet lari. Para ahli menemukan, 80 persen pelari maraton punya variasi gen yang disebut gen NRF2, dibandingkan dengan pelari sprinter yang hanya 46 persen. Analisa terhadap 240 atlet lain juga menemukan hasil serupa.

"Mungkin di masa depan para atlet lari jarak jauh bisa dipersiapkan sejak dini dengan cara mengetahui gen yang spesifik tadi," kata Nir Eynon, peneliti dalam laporan yang dipublikasikan dalam American Physiological Society.

Studi sebelumnya menunjukkan, gen NRF2 membantu memproduksi mitokondria baru (struktur sel yang menghasilkan energi) dan mengurangi dampak buruk oksidasi dan inflamasi yang sering meningkat selama olahraga. Read more...

7 Tip Sederhana Pangkas Berat Badan

JAKARTA, KOMPAS.com - Pusing karena berat badan tak kunjung turun padahal sudah heboh berolahraga dan diet mati-matian? Cobalah cara sederhana menurunkan berat badan ini.

1. Nikmati setiap gigitan
Letakkan sendok dan garpu saat mengunyah dan rasakan sensasi rasa makanan. Jangan terburu-buru karena tidak memberi waktu pada otak untuk mengenali penuh-tidaknya perut. Sediakan waktu, Anda akan merasa lebih kenyang dan meringankan kerja pencernaan.

2. Tak perlu sarapan besar
Semakin banyak porsi, semakin besar keinginan untuk makan. Sarapan secukupnya lalu diikuti makan snack pada pukul 10.00. Lebih baik makan 5 porsi kecil sehari daripada tiga kali sehari, tetapi dalam porsi besar.

3. Jangan pantang makanan kesukaan
Tetap menyantap makanan kesukaan, tetapi sedikit saja sehingga Anda tak perlu merasa bersalah. Ini juga akan mengakhiri rasa penasaran karena memantang makanan kesukaan.

4. Pilih snack sehat
Saat keinginan makan muncul dengan amat sangat, pilih makanan sehat seperti jus buah, yoghurt buah, atau potongan buah segar. Selain lebih sehat, makanan kecil ini juga lebih enak dan cepat membuat perut kenyang.

5. Gunakan piring kecil
Piring kecil akan menggiring Anda mengambil sedikit makanan. Semakin sedikit makan, semakin kecil keinginan makan karena perut akan mengerut dan cepat kenyang.

6. Potong kecil-kecil
Makan potongan itu satu per satu. Letakkan sendok dan garpu saat mengunyah dan baru ambil dengan sendok ketika sudah ditelan. Jangan mengambil makanan jika belum usai mengunyah dan siap untuk memotong makanan berikutnya. Ini akan melatih Anda untuk makan secara perlahan.

7. Usir lapar dalam 20 menit
Otak butuh waktu 20 menit untuk menerima tanda lapar. Ambil separuh porsi dari yang biasa Anda makan. Santap secara perlahan selama lebih dari 20 menit. Anda akan cepat merasa kenyang. Ini sama seperti ketika Anda makan, ada telepon. Saat kembali ke meja makan, selera Anda telah hilang. Read more...

Pandangan Dunia Medis Terhadap Xenotransplantasi

KOMPAS.com — Dari sudut pandang medis dan sains, sebenarnya ada tiga masalah utama yang dikhawatirkan terjadi dari praktik xenotransplantasi, yaitu reaksi penolakan, fungsi fisiologis organ transplantasi, dan risiko infeksi.

Sebagaimana diketahui, di kalangan para profesional medis, transplantasi organ dari sesama manusia masih bisa menimbulkan risiko penolakan organ oleh sistem imunitas penerima organ sehingga dikhawatirkan bila organ yang ditransplantasikan tidak berasal dari manusia, reaksi penolakan yang lebih kuat di tubuh penerima.

Penolakan sistem imun masih tetap menjadi tantangan besar pada xenotransplantasi. Masalah serius adalah spesies yang berbeda, antara manusia dan binatang. Namun, pada dasarnya semua sel mamalia memiliki penanda yang dapat mengenali sistem imun untuk mempertahankan diri dari serangan luar.

Dengan kemajuan teknologi kedokteran, beberapa ahli sedang mengembangkan transgenik hewan, terutama dari babi yang lebih baik dibandingkan dengan binatang lain karena menampilkan kode gen yang tidak berbeda jauh. Babi merupakan binatang donor yang paling menguntungkan dan memungkinkan karena bereproduksi secara cepat dan beranak banyak, organnya berukuran lebih kurang sama dengan manusia, mudah membuatnya dalam kondisi bebas patogen, rendahnya risiko membawa patogen yang menginfeksi manusia dan metabolisme babi yang mirip manusia. Selain itu, secara genetik dapat dimanipulasi untuk mengurangi risiko penolakan.

Pertanyaan juga diajukan mengenai fungsi organ yang ditransplantasikan apakah bisa menggantikan fungsi organ sebelumnya dengan baik? Hingga kini, belum ada studi yang memastikan mengenai toleransi fisiologis dan fungsi organ transplantasi ini.

Masalah terakhir yang dikhawatirkan adalah adanya risiko infeksi dari virus patogen yang tidak hanya berefek pada sang penerima transplantasi. Akan tetapi, penelitian mengenai risiko infeksi pada organ transplantasi juga sangat minim dan belum bisa dijadikan acuan.

dr Intan Airlina Febiliawanti

Read more...

Xenotransplantasi di Mata Hukum dan Etika

KOMPAS.com - Adanya risiko penularan infeksi karena organ transplantasi menyebabkan praktik xenotransplantasi memerlukan peraturan khusus yang berbasiskan internasional.

Beberapa negara telah memberikan inisiatif mengenai masalah ini dan bahkan telah membuat suatu institusi mengenai hal ini. Salah satunya adalah negara Jerman, di mana telah ada ikhtisar hukum mengenai undang-undang obat-obatan, rekayasa genetika dan perlindungan hewan yang bisa saja dikaitkan dengan xenotransplantasi pada kondisi tertentu, meskipun hal ini bukanlah merupakan undang-undang transplantasi.

Perdebatan mengenai etika terhadap xenotransplantasi menitikberatkan pada dua hal yaitu pertimbangan hak moral dan kepentingan manusia dan eksplorasi adanya kemungkinan konflik antara manusia dan hak-hak kepentingan pada hewan.

Etika manusia mengenai xenotransplantasi sangatlah bervariasi dan banyak di antara mereka yang saling terkait. Sedangkan etika yang dilihat dari sudut pandang spesies hewan dan alam menegaskan bahwa hak-hak dan kepentingan hewan sebagai mahluk yang 'bermoral' sangatlah terancam.

Untuk itu, banyak sekali perdebatan dari sudut pandang etika mengenai xenotransplantasi ini yang didominasi oleh sikap skeptis karena memang dari segi etikolegal menitikberatkan pada segi moral dan hukum yang berhubungan dengan binatang.

Pengambilan organ dari binatang sehat untuk didonorkan menjadi polemik pecinta binatang sehingga kontroversi untuk mereka meskipun kelangsungan hidup seseorang berada di upaya xenotransplantasi tersebut.

Sehingga di pihak manakah Anda pribadi berdiri nantinya? Pertanyaan ini akan muncul dengan sendirinya karena pada satu titik timbullah pertanyaan dalam diri Anda, manusiawikah bila kita mengorbankan binatang demi kelangsungan hidup umat manusia?

dr.Intan Airlina Febiliawanti

Read more...

Kebiasaan Jelek Bikin Cepat Tua

JAKARTA, KOMPAS.com — Tahukah Anda bahwa kebiasaan buruk bisa menyebabkan penuaan dini di wajah?

1. Mengerutkan kening
Terlalu sering mengerutkan kening bisa membuat kerut permanen tanpa disadari. Perhatikan apakah Anda selalu mengerutkan dahi ketika membaca.

2. Menggosok mata
Menggosok mata dapat merusak jaringan di kelopak mata sehingga kulit mata jadi lebih cepat tua.

3. Mengerutkan bibir
Kebiasaan ini sering dilakukan ketika berpikir atau membaca, juga saat merokok. Ini menyebabkan garis-garis penuaan permanen di sekitar mulut.

4. Tidak mengenakan kacamata hitam
Ini sebuah keharusan di tengah terik matahari karena mata kita akan selalu menyipit menghadapi terang sinar mentari. Kebiasaan menyipit dapat memperdalam garis-garis penuaan di sekitar mata. Dokter mata menyarankan kacamata hitam untuk mencegah pembentukan katarak.

5. Bertopang dagu
Tanpa disadari kita sering bertopang dagu saat membaca atau menonton televisi. Kebiasaan ini jika dilakukan berjam-jam dapat memengaruhi gigi dan garis rahang. Kebiasaan ini, terutama, tidak disarankan untuk anak-anak.

6. Membuang ingus terlalu keras
Saat pilek dan banyak ingus, jangan menggosok hidung dan membuang ingus terlalu kuat. Itu dapat membuat kulit kehilangan serat lembut epidermis dan menyebabkan kerut prematur. Kulit di seputar hidung juga teriritasi.
Read more...