Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Selasa, 02 Maret 2010

Setahun 25 Persen Pasien Stroke Meninggal

Washington, KOMPAS.com — Satu dari empat orang yang terserang stroke meninggal dalam setahun karena berbagai penyebab. Adapun 8 persen orang yang pernah terserang stroke mendapat serangan penyakit lain.

Dokter Wuwei Feng dan timnya dari Medical University of South Carolina, Charlestone, Amerika Serikat, mempelajari rekam jejak 10.399 pasien rumah sakit di Negara Bagian South Carolina yang terserang stroke pada 2002. Usia pasien rata-rata 69 tahun.

Tim menemukan, 25 persen pasien yang terkena stroke tersebut meninggal dalam waktu satu tahun dan 8 persen mendapatkan serangan lainnya dalam kurun waktu sama. Sekitar 50 persen lainnya meninggal atau mendapatkan serangan stroke lagi dalam waktu empat tahun. Risiko mendapatkan serangan jantung meningkat 14 persen untuk setiap pertambahan usia 10 tahun.

South Carolina di Amerika Serikat merupakan negara bagian yang sangat tinggi risiko warganya terserang stroke. Studi yang telah dimuat di jurnal Neurology tersebut, dianggap Wuwei, cukup komprehensif untuk diterapkan di seluruh wilayah Amerika Serikat.

Stroke terjadi ketika bekuan darah memblokir suplai darah ke otak atau ketika sebuah pembuluh darah di otak pecah. Tekanan darah tinggi, penyakit jantung, diabetes, merokok, dan stroke awal merupakan faktor risiko terbesar terjadinya stroke. Di Amerika Serikat, stroke termasuk dalam daftar tiga penyebab terbesar kematian. US Centers for Disease Control and Prevention (CDC) memperkirakan, Amerika Serikat mengeluarkan sekitar 74 miliar dollar AS pada 2010 karena stroke.

Di Indonesia, stroke yang terkait perubahan gaya hidup juga semakin menjadi ancaman bagi kesehatan masyarakat. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar tahun 2007, stroke merupakan penyebab kematian nomor satu (15,4 persen) disusul dengan tuberkulosis (7,8 persen), hipertensi (6,8 persen), dan selebihnya kematian karena penyakit lainnya.

Hasil riset yang sama menunjukkan, pola makan dan gerak yang dapat meningkatkan risiko terkena berbagai penyakit, termasuk stroke, yakni masyarakat kurang konsumsi sayur dan buah (93,6 persen) serta kurang aktivitas fisik (48,2 persen).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar