Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Selasa, 02 Maret 2010

Tak Ada Obat untuk Penyakit Jantung

KOMPAS.com — Sakitnya Bill Clinton mendapat banyak simpati dan perhatian dari banyak pihak. Mantan Presiden Amerika Serikat ini kembali menjalani tindakan jantung untuk membuka pembuluh darahnya yang tersumbat setelah sehari sebelumnya (Kamis, 11/2/2010) ia mengalami kesulitan bernapas dan sakit di dadanya.

Sebelumnya pada tahun 2004 Clinton pernah menjalani operasi bedah jantung. Rupanya pembuluh darah Clinton menyempit lagi sehingga kemarin dokter melakukan pemasangan dua stent untuk membuka pembuluh darahnya. Inilah babak baru kehidupan mantan orang nomor satu di AS itu.

Meskipun terapi untuk mengatasi sumbatan koroner yang mengeras terus berkembang, ternyata risiko penyempitan kembali terus ada. Hal ini terbukti pada kasus Clinton. "Banyak pasien yang kembali datang karena penyempitan setelah empat atau lima tahun," kata Dr Cam Patterson, Ketua Kardiologi dari University of North Carolina, AS.

Beruntung teknologi kedokteran telah pesat berkembang, penyempitan kembali pembuluh koroner bukanlah hal yang perlu terlalu dikhawatirkan. "Selama pasien tidak mengalami serangan jantung dan menjalani gaya hidup sehat, mereka tetap bisa berumur panjang," kata Dr William O'Neill, ahli penyakit jantung.

Yang perlu dipahami oleh pasien adalah kejadian mendadak serangan jantung tidak berarti proses penyakit itu datang tiba-tiba. Proses penyempitan pembuluh darah berlangsung bertahun-tahun lamanya.

Faktor genetik dan faktor-faktor risiko penyakit jantung koroner (hipertensi, diabetes, hiperkolesterol, merokok) akan mempercepat terjadinya penyempitan pembuluh darah (aterklerosis). Bila faktor-faktor risiko ini tidak dikendalikan, dampak serius penyakit ini akan dirasa. Itu sebabnya, perubahan gaya hidup mutlak dilakukan.

Clinton ternyata memiliki riwayat penyakit jantung dari garis ibunya. Ia juga mengakui kurang perhatian pada pola makannya, memiliki darah tinggi, dan sebelum dilakukannya operasi ia tidak lagi mengonsumsi obat penurun kolesterol yang diresepkan dokter.

Para pakar kesehatan mengatakan, penyakit jantung adalah kondisi kronis yang tidak ada obatnya. Tindakan medis yang dilakukan oleh dokter hanya bertujuan untuk mengurangi rasa sakit dan mencegah perburukan yang bisa menyebabkan kematian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar